Mantan Koordinator PPI Dunia: Pendidikan jalan entaskan kemiskinan

1 month ago 4

Jakarta (ANTARA) - Mantan Koordinator Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia Choirul Anam menyatakan pendidikan tak pernah mengenal batas usia, gelar, atau jarak geografis dan dapat mengentaskan masyarakat dari kemiskinan.

Meski telah menyelesaikan studi doktoral (PhD) di Charles University Republik Ceko, Eropa, Choirul Anam tetap menunjukkan komitmen akademik dengan menyelesaikan pendidikan S1 Hukum di Universitas Terbuka (UT) Pondok Cabe, Tangerang Selatan, pada Selasa.

"Latar belakang saya tidak istimewa. Saya hanya anak desa yang percaya bahwa pendidikan bisa mengubah nasib. Saya belajar hukum karena saya ingin memahami fondasi keadilan. Ilmu hukum bukan sekadar gelar tambahan, melainkan bagian penting dalam kerja-kerja saya membela nilai-nilai demokrasi dan hak asasi," katanya.

Disertasi yang membahas desentralisasi fiskal dan kemiskinan di Indonesia mengantarkannya menjadi lulusan tercepat di universitas ternama Eropa tersebut.

“Kemiskinan bukan alasan untuk menyerah. Justru dari situlah saya belajar bahwa mimpi harus diperjuangkan, bukan ditunda," ujar dia.

Anam berharap langkahnya bisa menginspirasi generasi muda Indonesia untuk tidak cepat puas dan menghargai pendidikan di semua jenjang karena terkadang orang merasa sudah memiliki gelar yang tinggi namun enggan belajar hal-hal mendasar.

"Padahal, justru dari dasar kita bisa memperkuat pijakan," ucapnya.

Anam bukan nama asing di kalangan pelajar Indonesia di luar negeri. Ketika menjabat sebagai Koordinator PPI Dunia, ia menghubungkan ribuan pelajar Indonesia dari 65 negara. Namun, di balik pencapaian akademiknya, ia menyimpan kisah perjuangan panjang dan penuh tekad.

Lahir di desa kecil dari keluarga kurang mampu, pendidikan tinggi pernah terasa sebagai mimpi yang terlalu jauh. Namun, Anam membuktikan sebaliknya. Ia menyelesaikan S1 Akuntansi tahun 2008 dan S2 Magister Perencanaan Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan (MPKP) tahun 2017 di Universitas Indonesia (UI) dengan beasiswa.

Keputusannya untuk tetap menempuh S1 di UT meski sudah menyandang gelar doktor mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan. Rektor UT menyatakan, dedikasi Anam menunjukkan fleksibilitas sistem pendidikan terbuka yang inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat lintas usia dan latar belakang.

"UT bangga menjadi bagian dari perjalanan akademik Choirul Anam. Ini menunjukkan bahwa belajar itu bisa dari mana saja, kapan saja, dan tidak ada kata terlambat," ujar Rektor UT Pondok Cabe Muhammad Yunus.

Sedangkan Direktur UT Luar Negeri Pardamean Daulay juga memberi apresiasi atas pencapaian Anam tersebut. Menurutnya, Anam adalah teladan pembelajar sepanjang hayat yang mencerminkan semangat pendidikan terbuka dan inklusif, sehingga dipilih sebagai mahasiswa Inspiratif.

Baca juga: Rektor UT sebut ilmu sosial diperlukan sebagai kompas moral masyarakat

Baca juga: Menko PMK resmikan gedung baru UT Surabaya dan Salut Pesantren

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |