Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia melakukan pertemuan dengan Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman membahas potensi kerja sama di sektor pertanian, dengan fokus utama pada pertukaran teknologi.
Dalam pertemuan di Kantor Kementan di Jakarta, Selasa, Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu menyampaikan ketertarikannya untuk mempelajari kemajuan teknologi pertanian yang diterapkan di Indonesia, khususnya dalam komoditas padi dan jagung.
Ia mengatakan, pihaknya juga membuka peluang untuk melakukan transfer pengetahuan pertanian antar kedua negara.
"Kami akan berupaya untuk melakukan pertukaran teknologi atau melakukan pembinaan bersama sehingga kami juga dapat memperoleh segala bentuk teknologi baru di bidang pertanian, khususnya padi, ikan, jagung, dan berbagai hal lainnya antara dua negara tetangga yaitu Malaysia dan Indonesia," ujar Datuk Seri Haji Mohamad Bin Sabu dalam jumpa pers selepas pertemuan tersebut.
Lebih lanjut, ia mengakui keunggulan teknologi pertanian Indonesia, terutama dalam meningkatkan hasil panen padi nasional.
“Kami sudah melihat beberapa kelebihan di sini yang perlu kita pelajari dan begitu pula sebaliknya ... Saya ingat hasilnya sampai ke 12 ton, 13 ton yang paling tinggi dan rata-rata sudah ada di 7 ton," katanya.
Badan riset pertanian Malaysia, MARDI, juga disebutnya berkomitmen untuk menjalin kerja sama erat dengan Kementerian Pertanian Indonesia dalam hal pertukaran teknologi dan modernisasi pertanian.
Selain isu bilateral, ia juga mengungkapkan bahwa pertemuan ini juga menyoroti pentingnya mempererat kerja sama di tingkat ASEAN. Kedua negara sepakat bahwa solidaritas dan kolaborasi yang lebih kuat diperlukan untuk menghadapi tantangan global, termasuk penetapan tarif perdagangan baru yang diterapkan oleh negara-negara besar, termasuk Amerika Serikat.
Secara terpisah, Menteri Amran mengungkapkan bahwa dalam pertemuan itu, Malaysia mengajukan permintaan bantuan impor beras dari Indonesia.
Ia menyebut kebutuhan Malaysia terhadap beras cukup tinggi, tetapi produksi dalam negeri mereka saat ini baru mampu mencukupi sekitar 40 hingga 50 persen dari total permintaan.
Akan tetapi, Amran menyatakan penolakannya terhadap permintaan tersebut karena prioritasnya saat ini adalah menjaga ketersediaan stok beras di dalam negeri.
“Namun, saya katakan jangan dulu. Kita lihat iklim, jangan sampai tidak bersahabat,” kata Amran.
Baca juga: Mentan Amran sebut Malaysia ingin impor beras dari Indonesia
Baca juga: Kementan perkuat ketahanan pangan nasional lewat Brigade Pangan
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025