Manokwari (ANTARA) - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL DIKTI) Wilayah XIV Papua dan Papua Barat menyebutkan pemerintah perlu membuat rumusan agar para sarjana bisa membangun di kampung yang berada di pelosok Tanah Papua.
Kepala LL DIKTI Wilayah XIV Papua dan Papua Barat Suriel Mofu di Manokwari, Jumat, mengatakan, Tanah Papua sebenarnya tidak pernah kekurangan sarjana namun kebanyakan dari mereka justru menganggur dan berjuang mencari pekerjaan.
Baca juga: PTS LL Dikti III tanda tangani pakta integritas anti kekerasan seksual
“Kami memiliki data yang lengkap, ada lebih dari 300 ribu sampai 400 ribu sarjana yang tersebar di Tanah Papua ini. Kita perlu memikirkan bersama agar lulusan sarjana ini tidak tinggal di kota-kota dan jadi pengangguran, tetapi diberdayakan membangun kampung, " katanya.
Ia mengatakan, pemerintah bersama perguruan tinggi perlu mencari rumusan agar para sarjana yang baru saja lulus bisa ditugaskan untuk membangun di kampung.
Menurutnya, ketika setiap kampung di Papua memiliki SDM tenaga-tenaga terdidik dari berbagai bidang maka pembangunannya akan lebih maksimal.
“Seperti transmigrasi, tapi kita bukan kirim orang dari daerah lain, tapi kita kirim orang-orang pintar, para sarjana ini untuk masuk kampung dan menggerakkan pembangunan di sana. Setelah 1-3 tahun kalau mereka tunjukkan kinerja bagus bisa diangkat sebagai ASN,” ujarnya.
Ia mengatakan, langkah tersebut pernah dilakukan oleh Presiden Soekarno untuk mengembangkan daerah, yaitu mengirim tenaga kesehatan dan pendidikan Trikora ke kampung-kampung dan cukup efektif.
Baca juga: LL Dikti: Unimuda Sorong salah satu kampus terfavorit di Papua
Langkah tersebut cukup efektif jika diterapkan di Tanah Papua agar para sarjana tidak hanya terkonsentrasi di wilayah kota dan justru menjadi pengangguran.
“Saya cukup resah, karena lulusan perguruan tinggi atau sarjana kita ini terus bertambah, orang pintar banyak tapi keterampilan mereka tidak terserap. Di sisi lain, kampung-kampung di Papua masih banyak yang membutuhkan sentuhan orang-orang pintar ini,” ujarnya.
Ia menjelaskan, perguruan tinggi di Papua saat ini sudah berjumlah 123 yang terdiri dari lima perguruan tinggi negeri, 118 perguruan tinggi swasta.
Perguruan tinggi tersebut terus menerima mahasiswa tiap tahunnya dan lulusannya pun semakin bertambah namun tidak diimbangi tersedianya lapangan pekerjaan yang layak.
“Orang di sini lebih senang jadi ASN, tapi kita lihat, penerimaan PNS maksimal hanya 1.000 orang per tahun, tidak sebanding dengan lulusan sarjana,” ujarnya.
Baca juga: LLDIKTI-X minta PTS terapkan pendidikan karakter bagi mahasiswa
Pewarta: Ali Nur Ichsan
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025