Jakarta (ANTARA) - Damian Lillard menyambut kepulangannya ke Portland Trail Blazers dengan rasa bahagia meski ia harus menunda kembali bermain karena masih dalam proses pemulihan cedera tendon achilles yang dialaminya pada playoff musim lalu.
Dalam pernyataan perdananya sejak penandatanganan kontrak akhir pekan lalu, Lillard mengungkap bahwa keputusan kembali ke Blazers terasa sangat personal. Ia menyebut Portland sebagai “rumah” dalam segala aspek kehidupannya.
“Mengetahui bahwa saya akan kembali ke rumah untuk semua aspek kehidupan saya, bersama anak-anak saya, bermain untuk Trail Blazers, menyusuri jalanan yang sudah saya lewati sepanjang masa dewasa saya, dengan keluarga saya di sini, ibu saya, saudara saya, saudari saya, semua teman saya di kota Portland, semua itu berarti,” kata Lillard dalam konferensi pers, dikutip dari ESPN.
Baca juga: Damian Lillard kembali ke Portland Trail Blazers
Setelah semusim berseragam Milwaukee Bucks, Lillard kembali ke Portland dengan kontrak tiga tahun senilai 42 juta dolar AS.
Namun euforia kepulangan ini beriringan dengan kenyataan pahit, yaituLillard kemungkinan besar akan melewatkan seluruh musim 2025–2026 setelah menjalani operasi tendon Achilles kiri yang sobek saat memperkuat Bucks di babak pertama playoff.
Kepala Pelatih Blazers Chauncey Billups bahkan menyebut Lillard sebagai “asisten pelatih dengan bayaran tertinggi di liga” karena peran yang akan ia mainkan dari pinggir lapangan selama proses pemulihan.
Meski belum bisa memastikan jadwal kembalinya ke lapangan, Lillard menegaskan dirinya akan mengutamakan pemulihan yang tuntas.
“Diri saya yang penuh rasa bangga akan berpikir sebaliknya, tetapi saya pikir dengan bertambah usia, Anda menjadi lebih bijak. Seperti yang Joe (Cronin) bilang, yang paling penting adalah memastikan saya benar-benar pulih, maka saya akan mengambil waktu sebanyak mungkin,” katanya.
Baca juga: Bucks lepas Lillard demi datangkan Myles Turner
Lillard sempat mencatatkan performa impresif bersama Milwaukee dengan rata-rata 24,9 poin dan 7,1 assists musim lalu, meskipun hanya tampil dalam 58 pertandingan akibat masalah kebugaran.
Cedera dan keputusan Bucks yang akhirnya melepasnya awal Juli membuka jalan bagi reuninya dengan Portland lebih cepat dari yang ia perkirakan.
Ia mengaku pernah memberi sinyal keinginannya kembali ke Portland tahun lalu, tetapi tak menyangka bahwa cedera akan menjadi titik balik.
Selama 11 musim sebelumnya di Portland, Lillard menjadi ikon klub dengan torehan 19.376 poin dan 2.387 tripoin, terbanyak dalam sejarah Blazers. Ia juga dikenal dengan aksi “Dame Time”-nya yang khas setiap kali mencetak poin krusial.
Meskipun masa lalu Lillard dan Blazers sempat terpisah karena perbedaan arah, ia ingin bersaing merebut gelar sementara Portland fokus membangun tim muda, dia menyatakan tidak ada dendam tersisa.
Baca juga: 10 Pebasket terbaik Asia yang pernah bermain di NBA
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.