Letusan petasan dan tembakan gas air mata bersahutan di Pejompongan

3 weeks ago 12

Jakarta (ANTARA) - Letusan petasan serta batu dan tembakan gas air mata saling bersahutan dalam bentrokan antara massa aksi dengan personel kepolisian di kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Kamis petang.

Letusan petasan dan tembakan gas air mata ini terus terjadi hingga pukul 17.46 WIB.

Peserta aksi yang didominasi pelajar itu terus memberikan perlawanan kepada petugas kepolisian yang membangun barikade di depan gedung BNI Pejompongan.

Personel kepolisian terus bertahan dan berusaha memukul mundur pelajar ke arah kota secara perlahan.

Baca juga: Polisi tembakan gas air mata urai massa aksi menuju Pejompongan

Di bagian belakang barikade, petugas kepolisan bermotor dengan senjata gas air mata bersiap melakukan penyisiran di depan barikade yang dibangun.

Mobil meriam air (water cannon) juga berdiri di belakang barikade yang dibangun personel dengan tameng untuk melindungi petugas dari serangan massa yang datang secara tiba-tiba.

Situasi ini berdampak pada jalur transportasi seperti layanan KRL Commuter Line, di mana KRL relasi Stasiun Serpong, Rangkasbitung, dan Parung Panjang sementara ini tak berangkat dari Stasiun Tanah Abang.

Massa yang berkerumun ini, menurut pihak KAI Commuter adalah peserta aksi unjuk rasa di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Kamis.

“Jalur rel lintas Tanah Abang – Palmerah terdapat kerumunan massa. Untuk sementara, perjalanan Commuter Line Rangkasbitung dari Stasiun Tanah Abang dihentikan,” kata VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, di Jakarta, Kamis.

Joni mengatakan perjalanan KRL relasi Rangkasbitung hanya sampai Stasiun Palmerah dan Kebayoran untuk kembali menuju Stasiun Serpong/Rangkasbitung.

Baca juga: Petugas pukul mundur massa aksi ke kolong flyover Pejompongan

Baca juga: Imbas demo di DPR, KRL relasi Serpong tak berangkat dari Tanah Abang

Baca juga: Mahasiswa bentrok dengan aparat pengamanan

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |