Beirut/Istanbul (ANTARA) - Presiden Lebanon Joseph Aoun pada Kamis (4/12) mengatakan bahwa pertemuan yang dipimpin oleh warga sipil dengan Israel akan dilanjutkan pada 19 Desember untuk mengimplementasikan perjanjian gencatan senjata antara kedua negara.
Delegasi Lebanon, yang dipimpin oleh mantan duta besar untuk Washington, Simon Karam, menghadiri pertemuan komite pemantau gencatan senjata di Naqoura, Lebanon selatan pada Rabu (3/12), bersama dengan delegasi Israel yang dipimpin oleh direktur senior kebijakan luar negeri Dewan Keamanan Nasional Israel, Uri Resnick.
“Jelas sekali bahwa sesi pertama tidak akan terlalu produktif, tetapi ini membuka jalan bagi sesi-sesi mendatang yang akan dimulai pada tanggal 19 bulan ini,” kata Aoun dalam rapat Kabinet di Istana Baabda di Beirut.
Menurut pernyataan kepresidenan, Aoun menekankan bahwa “bahasa negosiasi harus diutamakan daripada bahasa perang.”
Pemilihan Karam, seorang tokoh sipil yang dihormati,” sebagai ketua delegasi Lebanon, dilakukan setelah presiden berkonsultasi dengan Ketua Parlemen Nabih Berri dan Perdana Menteri Nawaf Salam.
Gencatan senjata antara Tel Aviv dan Beirut dicapai tahun lalu setelah lebih dari setahun serangan dengan latar belakang perang di Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 4.000 orang dan melukai 17.000 lainnya.
Sementara itu, 1.038 serangan Israel yang dilakukan sejak perjanjian gencatan senjata berlaku pada November 2024 telah menewaskan setidaknya 335 orang dan 973 lainnya luka-luka, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Menurut perjanjian gencatan senjata, tentara Israel seharusnya mundur dari Lebanon selatan Januari ini, tetapi rezim Zionis itu melanggar hal tersebut karena baru sebagian yang ditarik dan Israel masih terus mempertahankan kehadiran militer di lima pos perbatasan.
Sumber: Anadolu
Baca juga: PBB: 106 serangan udara Israel terjadi di Lebanon dalam setahun
Baca juga: Jet tempur Israel serang Lebanon pada Hari Peringatan Gencatan Senjata
Baca juga: Diplomat Lebanon-Israel bahas kerja sama ekonomi di wilayah perbatasan
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































