Majalengka, Jawa Barat (ANTARA) - Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN meraih rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) atas keberhasilan mencapai 2.000 akseptor untuk layanan kontrasepsi (KB) dengan metode operasi pria (MOP) atau vasektomi.
"Hari ini kita melanjutkan giat kemarin (layanan vasektomi). Alhamdulillah, sudah dicek dan diuji di berbagai kabupaten/kota, karena dilaksanakan serentak se-Indonesia dan syaratnya memenuhi, maka hari ini kita memecahkan rekor MURI pelayanan terbanyak untuk akseptor metode kontrasepsi vasektomi," kata Mendukbangga/Kepala BKKBN, Wihaji di Majalengka, Jawa Barat, Selasa.
Baca juga: Mendukbangga sebut vasektomi hadiah untuk perempuan di Hari Kartini
Ia menjelaskan layanan vasektomi ini bertujuan untuk mengendalikan angka kelahiran total atau total fertility rate (TFR) di Indonesia yang saat ini tercatat di angka 2,18, juga bukti kesetaraan gender bahwa laki-laki atau suami juga bertanggung jawab untuk ikut kontrasepsi selain perempuan, untuk mewujudkan keluarga yang damai, tenteram, dan bahagia.
"Semangatnya bukan masalah MURI-nya, melainkan memberikan pelayanan yang terbaik buat masyarakat Indonesia, penghormatan terhadap peringatan Hari Kartini sekaligus agar pria juga mengetahui suasana kebatinan dalam keluarga, sehingga ikut terlibat dalam metode kontrasepsi vasektomi, dan ini bagian dari semangat kebersamaan antara suami istri, suaminya vasektomi, tapi ada juga yang berkorban istrinya melalui metode operasi wanita (MOW)," ucapnya.
Ia berharap pencapaian rekor MURI tersebut dapat menjadi semangat pelayanan terbaik di bidang kependudukan dan pembangunan keluarga yang mengutamakan kualitas dan kepentingan masyarakat.
"Nanti ada momentum-momen lain untuk memaksimalkan pelayanan kami, dan membantu program-program yang berkenaan dengan kependudukan dan pembangunan keluarga," ujar dia.
Untuk bisa mendapatkan pelayanan vasektomi, ada tiga syarat yang mesti dipenuhi oleh suami, yakni minimal berusia 35 tahun, memiliki dua anak atau lebih, dan dinyatakan sehat melalui skrining meliputi tekanan darah dan gula darah.
"Program ini tujuannya pengendalian, tentu semangatnya saling melengkapi, suami-istri masing-masing diberikan pilihan kontrasepsi. Kalau istri ada MOW, ada implan, suntik, pil, kalau suami ada vasektomi. Saya kira selama itu terkendali, dan ternyata setelah vasektomi tidak hamil lagi, berarti kan terkendali, tingkat keberhasilannya mencapai 99 persen program ini," tuturnya.
Baca juga: Kemendukbangga: Vasektomi beri segudang manfaat pada pria dan keluarga
Baca juga: Kepala BKKBN tekankan pentingnya daerah sosialisasikan KB pria
Berdasarkan dashboard pencatatan dan pelaporan pelayanan vasektomi serentak tahun 2025 dari rekapitulasi per provinsi, per hari ini pukul 08.00 WIB, secara nasional terdapat 1.431 orang yang telah mendapatkan vasektomi, dengan persentase capaian nasional sebesar 71,55 persen.
Provinsi dengan persentase paling tinggi yakni Banten (195 persen) dengan capaian 39 orang dari target 20 orang, kemudian Sumatera Selatan (141,67 persen) dengan capaian 34 orang dari target 24 orang, dan Kalimantan Timur (138,89 persen) dengan capaian 25 orang dari target 18 orang.
Jumlah tersebut masih akan terus bertambah setiap jam, dengan jumlah pendaftar mencapai 1.800 orang per pukul 08.00 WIB yang juga terus bertambah setiap jam. Seluruh peserta masih terus dilayani hari ini oleh para dokter dan tenaga kesehatan yang memiliki keahlian bidang kontrasepsi di masing-masing wilayah.
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025