Jakarta (ANTARA) - Siapa sangka, kesuksesan kreator konten edukatif di media sosial dalam menembus halaman rekomendasi utama TikTok (For You Page/FYP) dan meraih lebih dari 402 ribu pengikut ternyata berakar dari niat sederhana untuk berbagi.
Kelvin Tham, salah seorang sosok di balik konten-konten edukatif tentang data processing terutama menggunakan rumus-rumus Microsoft Excel, mengungkapkan bahwa dengan niat yang sederhana, sekadar ingin berbagi pengalaman bekerja di sebuah perusahaan rintisan di bidang "data analytics", Kelvin tidak menyangka respons warganet begitu besar.
"Awalnya cuma 'sharing' aja gitu ya. Banyak yang mengira Kelvin itu jago Excel, karena menurut mereka, Kelvin bisa menyederhanakan konsep-konsep rumit dalam pengolahan data Excel," kata Kelvin saat acara jumpa pers bertajuk "TikTok kreator edukasi" di kawasan SCBD Jakarta, Rabu.
Interaksi yang tinggi dan banyaknya pertanyaan dari pengikut mendorong Kelvin untuk membuat konten. Ia menyadari bahwa banyak pengguna media sosial, terutama pekerja kantoran, bergumul dengan tugas-tugas Excel yang memakan waktu.
Baca juga: Kreator konten teknologi pangan buat plastik bungkus kopi bisa diseduh
Sebagai solusi, Kelvin menyajikan pemecahan praktis untuk masalah-masalah umum pengguna Excel sehari-hari, dengan mengintegrasikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan interaksi tersebut ke dalam konten video. Misalnya, bagaimana tombol pintasan sederhana seperti "Alt + =" dapat mempercepat proses penjumlahan data secara signifikan.
"Ada yang cuma bisa pakai formula "=SUM" aja loh, selama ini dia tahunya pakai ini, tapi kalau error-nya dia bingung di mana-mana. Setelah saya 'spill' caranya, mereka bisa kerja lebih cepat," kata Kelvin.
"Ada yang nanya. Kak, kalau saya mau jadi 'admin' sebenarnya rumus excel apa yang perlu saya kuasai? Karena kan kalau ngomongin 'admin', katanya beda industri beda data yang diolah. Tapi sebenarnya dengan excel tuh enak, tools nya sama, tapi konteksnya doang yang beda. Nah jadi yang paling penting rumus excel itu jangan dihafalkan tapi dipahami," ujar Kelvin pula.
Kisah-kisah nyata dari pengikutnya yang terbantu dalam pekerjaan atau bahkan lolos tes kerja menjadi motivasi tersendiri baginya.
Baca juga: Meta "rayu" kreator TikTok dengan bonus
Kelvin menekankan konten pengolahan data yang dibuatnya tidak boleh terkesan teknis dan membosankan. Untuk itu, ia berusaha mengemas informasi dengan cara yang menarik dan mudah dicerna, berfokus pada kesalahan-kesalahan umum yang sering terjadi.
Dengan pendekatan tersebut, konten edukatifnya pun berhasil menarik perhatian khalayak luas hingga akhirnya sering muncul di FYP TikTok.
Dengan lebih dari 402 ribu pengikut yang terus bertambah, Kelvin Tham membuktikan bahwa konten edukatif yang disajikan dengan cara yang tepat memiliki daya tarik yang luar biasa di platform media sosial.
Sementara kreator konten astronomi Bima Nasution dengan akun @bims_stagram (1,7 juta pengikut) mengatakan bahwa dia juga pernah membuat konten video FYP dengan niat yang serupa, yaitu membagikan informasi penting yang dia ketahui dari buku dan hasil eksperimen dengan teropong bintang (teleskop). Hasilnya, banyak yang tertarik menontonnya.
Baca juga: Meta berusaha memikat pembuat konten TikTok dengan berbagai tawaran
"Dua tahun ke belakang, saya coba bikin video bahaya melihat matahari langsung dengan teleskop tanpa alat bantu 'filter', terus hasilnya diperlihatkan kalau kardus bisa terbakar kan? Nah, dari konten tersebut, total kurang lebih hampir 30 juta penontonnya di TikTok," kata Bima.
Berdasarkan pengalaman tersebut, Bima menyadari pentingnya nilai tambah dalam konten astronomi, yaitu dengan menyertakan hasil eksperimennya sendiri sehingga komunitas pengguna TikTok terpacu untuk menontonnya.
"Jadi yang menyentuh itu ketika ilmu astronomi yang tadinya textbook, diperlihatkan langsung hasilnya dari teleskop saya. Jadi itu bahan pembelajaran buat teman-teman semua yang ada di platform TikTok dan saya juga sering live streaming lihat objek langit, lihat gerhana bulan, terus lihat fenomena planet sejajar, lihat gerhana matahari hibrida dua tahun lalu tahun 2023 itu, total penontonnya lebih dari satu juta penonton," kata Bima.
Bima mengaku bahkan sampai pernah diminta buat mencari hilal sebagai pertanda awal bulan Ramadhan oleh pengikutnya, dan itu bisa terlaksana tahun 2024 di Jakarta dan 2025 di Sumatera Barat.
Baca juga: Kisah para kreator konten kenalkan budaya Indonesia di platform TikTok
Sebagai lulusan sekolah vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB) jurusan teknologi pangan bergelar ahli madya, Bima merasa tersanjung saat bisa diundang menjadi pembicara dalam acara jurusan astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB).
"Dulunya pingin bisa kuliah di Astronomi ITB itu dan memang enggak bisa sampai ke sana. Tapi malah diundang sebagai pembicara," kata Bima.
Pencapaian tersebut, menurut dia, didorong oleh keberhasilan konten yang mampu menarik minat masyarakat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dengan memungkinkan visualisasi langsung objek-objek langit yang sebelumnya, bagi sebagian orang, mungkin hanya dapat dilihat melalui buku.
Baca juga: Cerita Halimah, kreator konten yang masuk TikTok Change Makers 2024
Kreator konten teknologi pangan Andrea Novita dengan lebih dari 528 ribu pengikut di akun @andreanovitaa menyetujui kesimpulan Bima tersebut. Andrea mengatakan orang yang tertarik menonton video-video seperti yang dibuat para kreator konten edukatif saat ini memang banyak sekali.
"Kesempatannya (buat FYP) masih ada, karena semakin banyak konten yang bisa kita 'produce' ke teman-teman, edukasinya bisa semakin banyak lagi," kata Andrea.
Untuk memastikan bahwa konten video yang dibuat itu bermanfaat, ia menyarankan agar para calon kreator konten mencari penjelasan ilmiah dari setiap eksperimen yang dibuat.
"Aku selalu check and recheck dulu semuanya sebelum dibuat konten supaya benar-benar manfaatnya yang tersampaikan," kata Andrea.
Baca juga: TikTok akan rilis produk iklan bagi hasil 50 persen ke kreator premium
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2025