Konflik satwa-manusia di Lampung Barat dipicu pembukaan lahan ilegal

3 months ago 24

Lampung Barat (ANTARA) - Aktivitas pembukaan atau perambahan lahan secara ilegal di kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) menjadi faktor utama pemicu konflik satwa liar dan manusia di wilayah tersebut.

Kepala Balai Besar TNBBS, Hifzon Zawahiri dalam keterangan yang diterima di Lampung, Rabu, mengatakan aktivitas perambahan liar merupakan pemicu utama konflik satwa dan manusia yang sering terjadi di Lampung Barat.

“Setiap pembukaan lahan ilegal mempersempit ruang hidup satwa liar dan meningkatkan risiko interaksi yang berbahaya. Ini bukan lagi sekadar pelanggaran hukum, tapi juga ancaman nyata bagi keselamatan manusia,” kata dia.

Baca juga: Seorang penggarap lahan di TNBBS Lambar tewas diduga dimangsa harimau

Menurutnya, sejak Februari 2024 hingga Januari 2025, tercatat lima kasus konflik harimau dan manusia di Kabupaten Lampung Barat, dengan korban empat orang meninggal dunia dan satu terluka.

Dengan terjadinya peristiwa konflik harimau dan manusia yang menimpa Sudarso (59), seorang perambah ilegal asal Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, menambah daftar panjang kasus manusia dimangsa harimau sumatera di Lampung Barat.

Ia mengatakan Sudarso ditemukan tewas mengenaskan pada Selasa (27/5) pukul 09.00 WIB di dekat gubuk miliknya yang berada di zona rehabilitasi kawasan konservasi. Hingga saat ini kematian korban diduga menjadi sasaran serangan harimau sumatera yang habitatnya terusik akibat pembukaan lahan ilegal.

"Jasad korban ditemukan warga dalam kondisi mengenaskan di semak-semak sekitar 50 meter dari gubuk tempat tinggalnya di Pekon (Desa) Sukadamai, Kecamatan Air Hitam, Lampung Barat. Dari tubuh korban, hanya bagian kepala yang tersisa. Identitas Sudarso dikenali dari potongan pakaian yang ia kenakan," ujarnya.

Baca juga: Harimau sumatra masuk kandang jebak di Pesisir Barat Lampung

Baca juga: Seorang warga Lampung Barat tewas di kebun diduga dimangsa harimau

Atas peristiwa itu, Balai Besar TNBBS terus berupaya melakukan patroli kawasan, pemasangan camera trap untuk pemantauan satwa, serta meningkatkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar tentang bahaya dan dampak dari aktivitas perambahan.

"Warga sekitar juga menyuarakan keresahan atas kejadian ini dan meminta agar pengawasan di kawasan TNBBS diperketat. Mereka menilai pembiaran terhadap perambahan hanya akan memperbesar potensi konflik di masa depan," ucapnya.

Pewarta: Riadi Gunawan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |