Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim mengatakan perlunya ada inovasi promosi pariwisata untuk menyelamatkan industri perhotelan saat masa libur panjang.
“Industri perhotelan adalah barometer penting bagi kesehatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Ketika hotel-hotel mulai kehilangan pengunjung, itu berarti ada alarm yang harus segera direspons dengan kebijakan yang lebih progresif dan terintegrasi,” ujar Chusnunia dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Selasa.
Ia mengatakan kondisi industri perhotelan nasional masih mengalami pelemahan meski telah memasuki masa libur panjang. Tingkat hunian hotel yang hanya meningkat tipis selama momentum liburan menandakan belum pulihnya daya beli masyarakat dan rendahnya pergerakan wisatawan, khususnya di daerah perkotaan seperti Jakarta.
Baca juga: Wisata MICE Bali duduki peringkat 38 global
Menurutnya, pendekatan yang dilakukan untuk menyelamatkan sektor ini tidak bisa lagi bersifat parsial, namun memerlukan strategi baru dalam merancang pengalaman wisata yang tak hanya berfokus pada destinasi, tetapi juga pada keterlibatan komunitas lokal, nilai-nilai budaya, serta integrasi antara pariwisata dan kegiatan produktif lainnya.
Pendekatan pengembangan destinasi wisata berbasis komunitas dan kearifan lokal bisa menjadi langkah penting, bukan saja memperluas distribusi wisatawan ke luar kota-kota besar, tapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa dan kota sekunder.
Dengan demikian, hotel-hotel di luar pusat bisnis juga mendapat limpahan manfaat. Chusnunia juga mendorong peningkatan promosi pariwisata melalui media digital dan platform reservasi berbasis lokal.
Baca juga: Pariwisata Indonesia: era pendapatan baru negara
Menurutnya, diperlukan kampanye yang lebih kreatif dan kolaboratif, yang melibatkan pelaku industri, pemerintah daerah, influencer wisata, serta pelaku UMKM lokal untuk menjangkau wisatawan.
Ia juga mendorong pemerintah mengadakan penyelenggaraan event dan festival berskala nasional maupun internasional di berbagai daerah. Event seperti konferensi, konser, kompetisi olahraga, maupun pameran budaya terbukti menjadi motor peningkatan okupansi hotel secara signifikan dalam waktu singkat.
“Pemulihan industri perhotelan harus dipandang sebagai bagian dari pemulihan ekonomi nasional secara luas. Yang penting ini akan terus didorong agar kebijakan lintas sektoral dapat segera terealisasikan, ini demi menciptakan dampak jangka panjang, inklusif, dan berkelanjutan,” tegas Chusnunia.
Lebih lanjut, Chusnunia juga mengingatkan pentingnya insentif fiskal dan relaksasi administratif bagi pelaku usaha perhotelan terutama yang masih berjuang pasca-pandemi.
Ia menilai langkah-langkah ini perlu dibarengi dengan program pelatihan peningkatan kualitas layanan dan daya saing SDM hotel agar industri ini mampu beradaptasi dengan ekspektasi wisatawan masa kini yang lebih dinamis.
Baca juga: Kunjungan Presiden Prancis ke Jateng dapat tingkatkan pariwisata
Baca juga: Menpar: Fesyen dialog lintas budaya, jendela daya tarik wisatawan
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025