Jakarta (ANTARA) - Indonesia kembali mencatatkan prestasi di panggung internasional melalui ajang Going Digital Awards 2025 yang digelar perusahaan perangkat lunak rekayasa infrastruktur, Bentley Systems. Tahun ini, empat proyek strategis nasional terpilih sebagai finalis dari hampir 250 nominasi yang diajukan 47 negara.
Keempat proyek itu meliputi fasilitas pengolahan sampah menjadi energi (Refuse-derived Fuel/RDF Rorotan) garapan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, digitalisasi perawatan jalur rel PT Kereta Api Indonesia (Persero), transformasi pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk, serta Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Jatiluhur I yang dikelola PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur (WTJJ).
Capaian ini bukan hanya mempertegas kemampuan perusahaan nasional dalam memanfaatkan teknologi digital untuk menghadirkan solusi infrastruktur berkelanjutan, melainkan juga menempatkan Indonesia sejajar dengan negara-negara yang lebih dulu mengembangkan konsep digital twin dalam pembangunan.
“Kami terinspirasi oleh cara para profesional infrastruktur terus menghadirkan proyek yang lebih tangguh meskipun menghadapi banyak tantangan global, mulai dari perubahan iklim hingga keterbatasan tenaga kerja. Finalis tahun ini memperlihatkan dampak nyata dari pemanfaatan kecerdasan buatan, digital twin, dan teknologi lain dalam meningkatkan produktivitas serta ketahanan infrastruktur,” kata Chief Sustainability and Education Officer Bentley Systems, Chris Bradshaw, dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (20/9).
Energi dari sampah perkotaan
Kebijakan pengelolaan sampah perkotaan di Indonesia kerap menghadapi dilema: volume sampah terus meningkat, sementara lahan TPA semakin terbatas. Di Jakarta Utara, PT Wijaya Karya (Wika) menjawab tantangan ini melalui proyek RDF Rorotan yang masuk kategori Energy Production.
RDF adalah bahan bakar padat yang dihasilkan dari sampah rumah tangga dan sampah perkotaan melalui serangkaian proses pemilahan, pencacahan, pengeringan, hingga pengolahan lanjutan. Fasilitas di Rorotan mampu mengolah sekitar 2.500 ton sampah per hari, menghasilkan energi alternatif yang dapat menggantikan batu bara.
Dari sisi lingkungan, manfaatnya signifikan. Setiap tahun, RDF Rorotan berpotensi menekan emisi karbon hingga 100.000 ton, sekaligus mengurangi volume sampah yang selama ini ditumpuk di TPA Bantargebang.
Namun, perjalanan proyek ini tidak mudah. Wika menghadapi tantangan integrasi data, alur kerja yang rumit, serta keterbatasan lokasi, anggaran, dan waktu. Alih-alih bertahan dengan sistem manual yang terpisah-pisah, perusahaan beralih ke pendekatan digital yang lebih terintegrasi.
Dengan dukungan ProjectWise, iTwin, dan SYNCHRO dari Bentley, Wika membangun ekosistem digital yang memungkinkan pemodelan 3D real-time, perencanaan konstruksi 4D, dan manajemen biaya 5D. Pendekatan ini membuat alur kerja proyek 30 persen lebih cepat, selesai hanya dalam 10 bulan, dan menghemat biaya hingga 15 persen.
Inovasi tersebut menempatkan Wika bersaing ketat dengan dua proyek raksasa asal China: konstruksi pabrik baja digital Baosteel serta pembangunan PLTA Caiziba oleh Shanghai Investigation.
Rel kereta lebih cerdas dengan digitalisasi
Transportasi kereta api masih menjadi tulang punggung mobilitas darat di Indonesia. Dengan jaringan lebih dari 7.000 kilometer rel, PT Kereta Api Indonesia (KAI) dituntut menjaga performa layanan yang aman, tepat waktu, dan efisien.
Di kategori Rail and Transit, KAI masuk finalis melalui proyek Smart Infrastructure berbasis AssetWise Linear Analytics. Proyek ini berfokus pada modernisasi dan digitalisasi sistem perawatan jalur rel agar lebih prediktif, bukan reaktif.
Sebelumnya, KAI menghadapi sejumlah kendala, mulai dari standar data yang berbeda-beda, sistem tidak terintegrasi, koordinasi antarunit yang rumit, hingga perangkat lunak lama yang tidak lagi memadai. Hal ini membuat proses perawatan memakan waktu lebih lama dan berisiko menimbulkan gangguan operasional.
Dengan memanfaatkan Bentley AssetWise dan iTwin, KAI membangun common data environment (CDE) yang terintegrasi dengan teknologi digital twin berbasis kecerdasan buatan/AI. Sistem ini mampu mendeteksi dini potensi kerusakan, memprediksi kebutuhan perawatan, hingga mengoptimalkan siklus hidup aset.
Hasilnya, waktu perawatan rel bisa dipangkas dua hingga empat jam per segmen. Efisiensi meningkat 25–40 persen, umur aset lebih panjang, emisi karbon berkurang, dan limbah material dapat ditekan.
Bagi pengguna layanan, dampaknya jelas: pelayanan kereta api bisa lebih andal dan minim gangguan, sementara bagi perusahaan, efisiensi biaya dan peningkatan keselamatan menjadi keuntungan jangka panjang.
LRT Jakarta: Hemat ratusan miliar dengan digital twin
Jakarta, kota dengan tingkat kemacetan tinggi, tengah berupaya menyediakan transportasi massal modern yang ramah lingkungan. Pembangunan LRT Jakarta menjadi bagian dari solusi, sekaligus strategi menekan ketergantungan pada kendaraan pribadi berbahan bakar fosil.
Di kategori yang sama dengan KAI, Rail and Transit, PT Waskita Karya (Waskita) melaju di ajang Going Digital Awards 2025 dengan proyek LRT Jakarta Fase 1B Velodrome–Manggarai sepanjang 6,4 km. Jalur ini melengkapi Fase 1A (Kelapa Gading–Velodrome), sehingga total lintasan mencapai 12,2 km dengan waktu tempuh sekitar 28 menit.
Target rampung pada 2026, proyek ini diharapkan mampu mengurangi 21 juta perjalanan kendaraan pribadi setiap tahun, sehingga menurunkan jejak karbon kota.
Tantangan besar muncul karena lokasi pembangunan berada di koridor perkotaan padat yang membutuhkan koordinasi dengan banyak pemangku kepentingan, namun tetap harus memastikan jadwal tetap tepat waktu dan minim gangguan bagi masyarakat.
Untuk menjawab tantangan itu, Waskita mengadopsi ProjectWise, iTwin, dan SYNCHRO. Teknologi ini memungkinkan visualisasi kondisi lapangan, simulasi 4D, serta perencanaan konstruksi yang lebih akurat.
Dampaknya nyata akni pertukaran data meningkat 80 persen lebih efisien, kebutuhan inspeksi lapangan berkurang 20 persen, dan penggunaan material serta bahan bakar dapat dihemat hingga 7.356 liter. Dari sisi keuangan, pendekatan digital twin menekan biaya proyek sekitar USD14,82 juta atau Rp246,4 miliar.
Dalam ajang Going Digital Awards 2025, Waskita dan KAI akan bersaing dengan proyek transformasi digital Terowongan Severn yang diajukan Network Rail, Inggris.
SPAM Jatiluhur I: Air bersih untuk 380 ribu penduduk
Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan di wilayah padat penduduk sekitar Jakarta. Proyek SPAM Regional Jatiluhur I yang dikelola PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur (WTJJ) hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut.
Masuk kategori Water and Wastewater, proyek ini kini telah melayani lebih dari 380 ribu penduduk di Karawang, Bekasi, dan sebagian DKI Jakarta. Dari sisi kesehatan, keberadaan sistem ini membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dari sisi lingkungan, SPAM Jatiluhur I memperkuat ketahanan jaringan air bersih sekaligus menjaga kelestarian sumber daya air.
Pelaksanaan proyek ini bukan tanpa hambatan. Kondisi topografi, ketatnya persyaratan lingkungan, hingga koordinasi lintas disiplin sempat membuat alur kerja terfragmentasi dan memperlambat proses pengambilan keputusan.
WTJJ kemudian mengintegrasikan ekosistem digital Bentley: ProjectWise, OpenFlows, SYNCHRO, dan digital twin berbasis iTwin IoT. Dengan dukungan platform ini, tim dapat melakukan kolaborasi real-time, simulasi jaringan pipa, serta pemantauan aset berbasis prediksi.
Hasilnya konkret. Persetujuan pemangku kepentingan bisa dipercepat 50 persen, potensi pemborosan Rp12 miliar dihindari, dan jadwal penyelesaian proyek dipangkas 25 persen. Dari sisi lingkungan, efisiensi energi meningkat 18 persen dan emisi karbon berkurang 1.200 ton.
Dengan capaian tersebut, SPAM Jatiluhur I harus bersaing dengan proyek pengendalian banjir perkotaan Barat Laut China (CSCEC AECOM) dan proyek optimalisasi jaringan air minum Medellín di Kolombia (EPM).
Rekam jejak Indonesia di panggung global
Prestasi empat finalis 2025 memperpanjang daftar capaian Indonesia di ajang internasional yang sama. Pada 2023, PT Hutama Karya meraih Founders’ Honors atas inovasi rekayasa geoteknik proyek Jalan Tol IKN Seksi 3A di Kalimantan Timur. Di tahun yang sama, PT Waskita Karya juga mendapat penghargaan atas digitalisasi ekosistem infrastruktur Ibu Kota Nusantara.
Setahun berikutnya, 2024, PT Wijaya Karya kembali menorehkan prestasi dengan Founders’ Honor melalui proyek konektivitas jalan dan tol di IKN.
Rekam jejak konsisten ini menegaskan bahwa Indonesia tidak hanya sebagai pengguna teknologi, tetapi juga inovator yang mampu menghadirkan infrastruktur digital kelas dunia.
Going Digital Awards merupakan bagian dari konferensi tahunan Year in Infrastructure (YII) yang tahun ini berlangsung di Amsterdam, Belanda. Finalis dipilih oleh panel independen yang menilai inovasi teknologi, dampak sosial-ekonomi, serta keberlanjutan lingkungan.
Ada 12 kategori penghargaan yang mencakup berbagai sektor, mulai dari jembatan dan terowongan, transportasi, energi, hingga pengelolaan air.
Para finalis akan mempresentasikan proyeknya pada 14–16 Oktober 2025. Pemenang akan diumumkan pada 16 Oktober, sekaligus menyoroti tren dan teknologi terbaru di sektor infrastruktur global.
Bagi Bentley Systems, masa depan infrastruktur tidak hanya bertumpu pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pemanfaatan data, model digital, dan kecerdasan buatan untuk menciptakan solusi yang lebih efisien, berkelanjutan, dan tangguh menghadapi tantangan iklim maupun urbanisasi.
Indonesia, dengan empat finalis tahun ini, kembali menunjukkan diri sebagai salah satu pemain penting dalam transformasi digital infrastruktur dunia.
Editor: Slamet Hadi Purnomo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.