Kemarin, penanganan keracunan MBG hingga seleksi ketat Sekolah Rakyat

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Terdapat sejumlah berita humaniora menarik yang terjadi pada Senin (22/9) dan bisa dibaca kembali untuk mengawali aktivitas hari ini.

Berita dimulai dengan serba-serbi penanganan kasus keracunan dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga ketatnya seleksi Sekolah Rakyat dan Sekolah Garuda.

1. BGN paparkan hasil pemetaan, 4.700 porsi MBG picu gangguan kesehatan

Badan Gizi Nasional (BGN) memaparkan hasil pemetaan pada tiga wilayah di seluruh Indonesia dan menemukan sebanyak 4.700 porsi Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menyebabkan gangguan kesehatan pada siswa.

"Sampai hari ini BGN sudah membuat satu miliar porsi makan, namun ada 4.700 yang menimbulkan gangguan kesehatan terhadap anak-anak, dan itu kami sesalkan. Kami terus perketat mekanismenya," kata Kepala BGN Dadan Hindayana.

2. BGN bentuk tim investigasi percepat penanganan kasus keracunan MBG

Badan Gizi Nasional (BGN) membentuk tim investigasi yang terdiri dari ahli kimia, ahli farmasi, hingga ahli kesehatan untuk mempercepat penanganan kasus keracunan akibat Makan Bergizi Gratis (MBG).

"Jadi kami membentuk tim investigasi ini sebagai second opinion. Sebelum hasil dari BPOM keluar, kami sudah bisa mengira-ngira apa yang menjadi penyebab anak-anak ini sakit, apakah betul karena keracunan, alergi, atau hal-hal lain," kata Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang.

3. Wamen Stella: Rekrutmen guru Sekolah Garuda ketat dan berbasis data

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Dikti Saintek) Stella Christie menyatakan bahwa rekrutmen guru untuk Sekolah Garuda dilakukan secara ketat dan berbasis data guna memastikan kualitas pengajar terbaik.

:Kami sudah melakukan riset dan bertanya kepada para pengampu kurikulum-kurikulum yang sudah membuat data, mempelajari mengenai kualitas guru," ujar Stella.

4. Seleksi ketat, Mensos pastikan Sekolah Rakyat sulit disusupi titipan

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf memastikan Program Sekolah Rakyat sulit disusupi oknum yang ingin menitipkan peserta lewat orang dalam, karena seluruh proses seleksi sangat ketat.

"Proses seleksi ketat ya, ada pendamping, koordinasi ke Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, dan instansi terkait, hingga terdata di Badan Pusat Statistik (BPS)," kata Mensos Saifullah Yusuf.

5. Mensos: Siswa nakal di Sekolah Rakyat dibina khusus, tidak dikeluarkan

Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf memastikan siswa nakal atau bermasalah yang telah terdaftar pada Program Sekolah Rakyat bakal dibina secara berkelanjutan tanpa harus dikeluarkan dari sekolah.

“Tidak boleh ada siswa Sekolah Rakyat yang dikeluarkan. Kalau nakal atau ada masalah, petugas akan memberikan pembinaan khusus,” kata Mensos Saifullah Yusuf.

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |