Kitabisa.com: Kemampuan beradaptasi kunci hadapi perkembangan zaman

2 weeks ago 9

Jakarta (ANTARA) - Alfatih Timur selaku President and Co-Founder Kitabisa.com mengatakan bahwa kemampuan untuk beradaptasi adalah kunci untuk tetap bertahan menghadapi perkembangan zaman dan selalu berkontribusi bagi masyarakat.

"Relevansi adalah kunci. Semoga ILUNI FEB UI bisa terus relevan dengan perubahan dan selalu berkontribusi bagi masyarakat," kata Alfatih Timur dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Hal itu dikatakannya dalam webinar bertajuk "Kolaborasi untuk Kebaikan: Memaksimalkan Value Creation dalam Komunitas melalui Crowdfunding".

Alfatih Timur menceritakan tentang bagaimana Kitabisa berdiri dari pengalaman pribadinya sebagai aktivis kampus.

Menurut dia, ide Kitabisa muncul dari sesuatu yang sederhana, penggalangan dana untuk bencana dan bantuan sosial yang dilakukan dengan cara tradisional seperti mengumpulkan donasi di jalanan atau mengadakan kegiatan danus.

Ia kemudian berpikir bahwa perlu ada sistem yang lebih efektif dan transparan untuk mempermudah gotong royong masyarakat.

Ia juga menekankan bahwa menjaga kepercayaan publik dan tetap relevan di tengah perubahan zaman adalah kunci bagi keberhasilan Kitabisa hingga hari ini.

"Ke depan tentu akan selalu diusahakan untuk terus survive apalagi di era gempuran start-up tanah air yang mulai berjatuhan. Semoga semakin panjang umurnya (Kitabisa), semakin banyak pelajaran yang bisa didapat. Kita juga berusaha untuk terus beradaptasi agar selalu relevan dengan kebutuhan sosial yang terus berkembang," kata Alfatih Timur.

Sementara Amira Widya Damayanti selaku Founder Srikandi Berkarya mengatakan memberdayakan perempuan sama dengan memberdayakan generasi untuk masa depan.

Dia membagikan refleksi mendalam tentang perjalanan pengabdian masyarakat selama sebulan di pelosok desa mengubah cara pandangnya terhadap pemberdayaan perempuan.

Ia melihat keterbatasan pilihan sering kali mendorong perempuan untuk menikah di bawah umur karena tidak ada alternatif lain yang tersedia, terlebih dalam konteks daerah pelosok.

"Dalam beberapa kasus, praktik ini menyebabkan konsekuensi sosial yang lebih luas, seperti meningkatnya angka perceraian dini dan bahkan risiko kesehatan pada anak-anak akibat pernikahan dalam hubungan darah yang terlalu dekat," kata Amira.

Acara webinar digelar bertujuan untuk menginspirasi mahasiswa dan alumni FEB UI dalam membangun inisiatif sosial berbasis komunitas yang berkelanjutan melalui strategi value creation dan crowdfunding.

Baca juga: Start up yang berinovasi di Startup4Industry 2024
Baca juga: Fazz Capital jajaki pembiayaan ke start up lokal teknologi peternakan

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |