Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Ribuan warga tampak antusias menyaksikan arak-arakan dalam rangkaian kirab pusaka dan pawai budaya dalam acara prosesi memperingati Hari Jadi ke-831 Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Minggu.
Sejak pagi, terlihat kerumunan warga memadati sepanjang rute kirab pusaka, khususnya di sekitar Taman Alun-alun dan Pendopo Kabupaten Trenggalek.
Mereka bahkan rela menunggu dari pagi untuk melihat arak-arakan pusaka sekaligus menyapa kepala daerahnya yang rela berjalan bertelanjang kaki menghampiri warganya.
Turut mendampingi Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin dalam kegiatan ini Wakil Bupati Trenggalek, Syah Mohamad Nataegara, jajaran Forkopimda dan juga perangkat daerah di Trenggalek.
Dalam kirab tersebut, bupati muda itu membagikan sejumlah sedekah kepada warganya.
Begitu juga dengan jajarannya, ada yang berbagi bingkisan maupun hasil bumi seperti buah dan sayur.
Hal ini diniatkan Bupati Trenggalek untuk tolak bala dan berharap warganya bisa selamat bahagia dan dilancarkan segala urusannya.
"Sudah, kayak seperti biasanya, niatnya sedekah tolak bala. Doanya semoga semua rezekinya lancar, tentram semuanya, aman. Selamat berbahagia, semoga Dilancarkan segala urusannya oleh Yang Maha Kuasa," ucap Bupati Nur Arifin atau Mas Ipin saat menyapa warganya yang menyeru di tepi jalan.
Baca juga: Deputi Kemenpar: Trenggalek miliki paket lengkap wisata alam-kuliner
Kirab pusaka ini merupakan rangkaian agenda hari jadi ke-831 Trenggalek.
Setelah dilakukan penjamasan pusaka, pusaka kabupaten disemayamkan di Balai Desa Kamulan, Durenan.
Sedangkan untuk pusaka milik bupati disemayamkan di Balai Desa Karangrejo, Kecamatan Kampak.
Setelah disemayamkan pusaka-pusaka ini akan dikirab kembali menuju Pendopo Manggala Praja Nugraha untuk disimpaan kembali.
Dalam hari jadi kali ini, Pemerintah Trenggalek mengambil tema "Neng, Ning, Nang".
Artinya setiap orang yang lahir ke bumi itu artinya sudah jumeneng, sudah diciptakan atau sudah dilahirkan.
Harapannya kalau sudah jumeneng bisa hening atau bisa lelaku wening.
Dengan begitu harapannya bisa bertemu kewenangan atau ketemu kemenangan.
Ini menurut Bupati Trenggalek, sebenarnya konsep Sankan Paraning Dumadi.
Manusia tahu lahir untuk apa, dan hidup melakukan apa dan besok kembali kemana.
Setelah prosesi penyerahan pusaka daerah ke kepala daerah, rangkaian kirab budaya diakhiri dengan pembagian bibit pohon gratis dan pural tumpeng agung di depan pendopo.
Acara dilanjutkan dengan pembagian ribuan paket sembako dan pertunjukan wayang kulit pada Minggu malam sebagai penutup rangkaian puncak Hari Jadi ke-831 Kabupaten Trenggalek.
Baca juga: Bupati Trenggalek apresiasi pelestarian adat Labuh Laut Pantai Konang
Baca juga: Kirab pusaka untuk kenalkan sejarah Banyumas kepada masyarakat
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































