Tanjungpinang (ANTARA) - Taman Wisata Perairan Timur Pulau Bintan di Kepulauan Riau adalah rumah bagi 425 spesies ikan, termasuk potensi spesies baru yang perlu mendapatkan perlindungan dari serangkaian ancaman, menurut Senior Ocean Program Advisor Konservasi Indonesia (KI) Victor Nikijuluw.
Dalam acara peningkatan kapasitas kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Senin, Victor Nikijuluw mengatakan survei menemukan bahwa terdapat 425 spesies dengan 8 di antaranya potensi spesies baru.
"Masih potensi. ya, perlu analisis jauh lebih jauh," jelas Victor.
Analisis yang sama memperlihatkan di wilayah Taman Wisata Perairan Timur Pulau Bintan memiliki 62,4 persen tutupan koral yang hidup. Jauh lebih baik dibandingkan rata-rata tutupan di Indonesia yang mencapai sekitar 20-30 persen.
Baca juga: KKP dorong perlindungan ekosistem laut di luar kawasan koservasi
"Jadi itu hebatnya Bintan, tapi yang cakup sedih sedimentasi cukup besar sehingga ini bisa mengganggu terumbu karang di masa mendatang," ujarnya.
Survei yang sama menemukan bahwa ikan besar sudah sulit ditemukan di wilayah konservasi tersebut, menandakan bahwa telah terjadi penangkapan ikan berlebih.
Untuk itu, dia menyoroti pentingnya konservasi dilakukan dalam 20 tahun mendatang karena akan menentukan kondisi Taman Wisata Perairan Timur Pulau Bintan ke depan.
Dalam acara yang sama, Wakil Gubernur Kepulauan Riau Nyanyang Haris Pratamura mengatakan pentingnya untuk menjaga kawasan tersebut, sambil memastikan pemanfaatan secara berkelanjutan.
Baca juga: Kepri-KI kolaborasi tingkatkan kapasitas warga jaga kawasan konservasi
Secara khusus dia menyoroti pentingnya peran masyarakat, termasuk membantu proses pengawasan untuk menjaga lingkungan yang dapat dilakukan lewat Pokmaswas.
"Pokmaswas ini menjadi bagian garda terdepan untuk kelautan yang ada di Provinsi Kepulauan Riau," tuturnya.
Baca juga: KKP tambah dua kawasan konservasi laut untuk ekonomi biru
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
