Jakarta (ANTARA) - Gigi berlubang dan penumpukan karang gigi masih menjadi masalah utama kesehatan mulut masyarakat Indonesia.
“Edukasi sudah banyak tersedia, termasuk melalui media sosial. Kami sering mengingatkan untuk sikat gigi dan rutin periksa ke dokter setiap tiga hingga empat bulan sekali. Tapi pada praktiknya, banyak yang malas sehingga masalah gigi terus berulang,” kata Head Clinic SMART Dental, drg. Adi Pranata, dalam acara Grand Opening SMART Dental Clinic di Bintaro, Selasa.
Ia menekankan kondisi gigi yang buruk dapat berdampak pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Gigi yang rusak atau hilang membuat proses mengunyah tidak maksimal sehingga makanan tidak tercerna sempurna dan membebani lambung.
“Ketika makanan tidak hancur sempurna, lambung harus bekerja dua sampai tiga kali lebih berat, yang bisa meningkatkan risiko gangguan pencernaan,” kata Adi.
Baca juga: Bahaya minuman manis kemasan bagi jantung, ginjal, dan kesehatan gigi
Ia menambahkan cara paling sederhana untuk mencegah masalah gigi adalah dengan menyikat gigi menggunakan teknik yang benar. Menurut dia, frekuensi menyikat saja tidak cukup, sebab hasilnya tidak akan optimal bila hanya bagian luar gigi yang dibersihkan sementara bagian dalam diabaikan.
Selain itu, pemeriksaan rutin juga penting agar gigi berlubang tidak semakin parah atau menimbulkan rasa sakit.
“Kami selalu mengingatkan pasien untuk menjaga gigi tetap bersih dan sehat. Itu hal dasar yang harus diperhatikan sebelum berbicara soal estetika,” kata Adi.
Ia menegaskan, peran dokter gigi tidak hanya sebatas mengobati ketika sakit, tetapi juga mendorong upaya pencegahan sejak dini. Pemeriksaan rutin memungkinkan dokter mendeteksi masalah lebih awal, sehingga perawatan bisa dilakukan dengan cara yang lebih sederhana dan biaya lebih ringan dibandingkan jika penyakit sudah parah.
Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan 56,9 persen penduduk usia tiga tahun ke atas mengalami masalah gigi dan mulut, dengan angka perawatan oleh tenaga medis hanya 11,2 persen. Meski proporsi masyarakat yang menyikat gigi setiap hari meningkat menjadi 95,6 persen, hanya 6,2 persen yang melakukannya dengan benar sesuai anjuran.
Baca juga: Bernapas lewat mulut bisa pengaruhi pertumbuhan gigi dan wajah anak
Baca juga: 6 risiko saat bersihkan gigi dengan tusuk gigi
Pewarta: Ida Nurcahyani/Nindi Atika
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.