Kesadaran masyarakat Jaktim untuk gunakan APAR semakin tinggi

3 days ago 4

Jakarta (ANTARA) - Wali Kota Jakarta Timur Munjirin menyebutkan tingkat kesadaran masyarakat di wilayahnya, khususnya di Kecamatan Pulogadung semakin tinggi untuk menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) saat kebakaran terjadi.

Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur mencatat adanya peningkatan jumlah kasus kebakaran yang berhasil dipadamkan dengan menggunakan APAR milik warga di Kecamatan Pulogadung.

"Jadi ada peningkatan kasus yang berhasil diatasi kebakarannya dengan APAR milik warga di Pulogadung dari 2024 sampai saat ini," kata Munjirin usai apel Deklarasi Gerakan Masyarakat Punya APAR (Gempar) di Kantor Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Senin.

Munjirin berharap tren positif ini dapat terus berlanjut sehingga risiko kebakaran besar dapat diminimalisir.

Baca juga: Pemkot Jaktim imbau warga rutin rawat APAR agar tetap berfungsi

"Mudah-mudahan ini menjadi tanda bahwa tingkat kesadaran warga makin baik. Semoga semakin banyak masyarakat yang sadar pentingnya memiliki APAR di rumah maupun tempat usaha," ujar Munjirin.

Dalam kesempatan yang sama, Camat Pulogadung Syafrudin Chandra memaparkan, berdasarkan data Gulkarmat Sektor Pulogadung, selama 2023 sebanyak empat dari 51 kasus kebakaran berhasil diatasi dengan APAR milik warga.

Lalu, pada 2024 meningkat menjadi enam kasus yang diatasi oleh warga dari 53 kasus kebakaran.

"Di tahun 2025 ini turun jumlah kasus kebakarannya dibandingkan dua tahun sebelumnya, menjadi 34 kasus. Yang berhasil ditangani warga sebanyak 10 kasus, sisanya 24 kasus oleh petugas," jelas Chandra.

Menurut dia, kebakaran umumnya berawal dari hal kecil. Oleh karena itu, kehadiran APAR di rumah maupun lingkungan warga sangat penting untuk penanganan cepat.

"Harapannya masyarakat sadar bahwa musibah kebakaran itu biasanya dari yang kecil. Kalau masyarakat sudah terbiasa mempergunakan dan memiliki APAR, itu langsung ditembak selesai," katanya.

Baca juga: Pemkot Jaktim pantau kepemilikan APAR untuk cegah risiko kebakaran

Dia mencontohkan pada kejadian kebakaran di RW 10 Pulogadung yang belum lama terjadi. Warga berhasil memadamkan api dengan 126 tabung APAR sebelum petugas Gulkarmat membantu.

"Sehingga kebakaran yang sempat terjadi bisa selesai di tempat. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti di wilayah lain, seperti di Kemayoran beberapa waktu lalu," ujar Chandra.

Berdasarkan data Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, sekitar 922 kasus kebakaran terjadi di Jakarta sejak tanggal Januari 2025 hingga pertengahan Juli 2025.

Jakarta Barat menjadi wilayah dengan jumlah kebakaran tertinggi, mencapai 260 kasus. Lalu disusul oleh Jakarta Timur sebanyak 242 kasus.

Objek terbakar dengan intensitas paling tinggi yakni bangunan perumahan 345 kejadian, bangunan umum dan perdagangan 197 kejadian, dan kendaraan 42 kejadian.

Sebanyak 61 persen diduga karena masalah listrik, baik komponen listrik yang tidak sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), pemasangan yang kurang memenuhi standar operasi maupun kelalaian masyarakat mengelola listrik pada saat di rumah dan kantor.

Baca juga: Pemkot Jaktim dorong ASN jadi pelopor kepemilikan APAR cegah kebakaran

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |