Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyebut 60 persen anak Indonesia tidak mampu membeli susu dan kurang memiliki akses terhadap makan bergizi seimbang.
"60 persen anak Indonesia itu tidak mampu beli susu. 60 persen itu tidak minum susu karena memang orang tuanya tidak mampu beli susu, ini adalah satu kenyataan yang ada," katanya saat ditemui usai konferensi pers bersama Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) di Jakarta, Senin.
Menurut Dadan, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dilengkapi dengan pemberian susu dapat menjadi salah satu solusi bagi masyarakat Indonesia untuk mendapatkan akses ke makanan bergizi.
"Pak Presiden mengatakan bahwa makan bergizi adalah bagian dari strategi (memenuhi kebutuhan gizi anak Indonesia), dan kemudian sekarang, alhamdulillah kami sudah meluncurkan MBG dari 6 Januari 2025 di 26 provinsi, di 192 SPPG. Per hari ini, sudah mencapai 1.785 SPPG di 38 provinsi," ujar dia.
Dadan mengemukakan, selama ini sebagian besar anak Indonesia tumbuh dari keluarga yang pendidikan rata-ratanya hanya sembilan tahun, dengan klasifikasi sebagai masyarakat miskin.
Baca juga: Akademisi nilai program MBG bermanfaat bagi masyarakat
Baca juga: DPR RI minta BGN gandeng BPOM dalam pelaksanaan MBG di daerah
"Sehingga tidak heran, kalau kita dapatkan 60 persen anak Indonesia itu tidak memiliki akses terhadap gizi dengan menu seimbang. Jadi, kalau makan itu ada nasi, ada bala-bala (bakwan goreng), ada mi, atau ada bubur, ada kerupuk itu dimakan, semua karbohidrat. Kemudian, sekarang kita intervensi dengan komposisi gizi yang seimbang," ucapnya.
Menurut dia, dalam seporsi MBG yang dibagikan untuk anak-anak Indonesia, sudah mengandung kebutuhan protein 30 persen, 40 persen karbohidrat, dan 30 persen serat.
"Kemudian, dilengkapi juga dengan susu. Di daerah-daerah di mana sapi perahnya sudah ada, kita optimalkan itu," kata Dadan.
Sebelumnya, Tim Pakar Susu BGN dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Epi Taufik menjelaskan alasan penting pemberian susu dalam Program MBG.
Epi menjelaskan pemberian susu dalam program makan di sekolah (school milk in school meals) telah diterapkan di negara-negara maju.
"Di semua negara, untuk program gizi seimbang, yang di negara kita dikenal dengan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), di dalamnya ada komponen susu. Di Malaysia, Jepang, China, program gizi seimbang itu ada karbohidrat, protein, lemak, termasuk di dalamnya susu, itu termasuk salah satu yang biasa," katanya.
Ia juga memaparkan data terdapat 163 negara di dunia yang telah memberikan susu gratis kepada siswa dalam program makan di sekolah.
Baca juga: BP Taskin-BGN kolaborasi bangun 1.000 SPPG di wilayah 3T
Baca juga: Kepala BGN: Asesmen calon kepala KPPG tingkatkan tata kelola MBG
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.