Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial (Kemensos) siap mempelajari usulan dari kalangan orang tua untuk mengembangkan Sekolah Rakyat sebagai lembaga pendidikan inklusif yang juga menjangkau anak-anak penyandang disabilitas.
“Kami akan belajar, akan berdiskusi dengan semua pihak untuk menindaklanjuti usulan ini. Ini masih tahap awal ya,” kata Menteri Sosial Saifullah Yusuf menjawab pertanyaan pewarta selepas pelantikan guru Sekolah Rakyat di Jakarta, Jumat.
Kementerian Sosial akan mempelajari usulan itu secara lebih lanjut salah satunya bersama dengan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) selaku bagian dari tim formatur Sekolah Rakyat.
Namun terlepas dari situ, Saifullah mengungkapkan bahwa dari 9.700 siswa di 100 titik Sekolah Rakyat yang berjalan saat ini sudah ada sejumlah penyandang disabilitas yang bergabung.
Baca juga: Mensos: Tugas guru Sekolah Rakyat bentuk karakter anak bermental kuat
“Contohnya Sekolah Rakyat di Lamongan, dan juga ada di Cibinong Jawa Barat misalnya, sudah ada anak-anak yang diterima dengan disabilitas intelektual,” kata dia.
Sebelumnya, Perkumpulan Orang Tua Anak Disabilitas Indonesia (Portadin) mengusulkan agar minimal lima persen dari Sekolah Rakyat diperkuat sebagai sekolah inklusif agar penyandang disabilitas memperoleh layanan pendidikan yang setara di lingkungan sosialnya sendiri.
Usulan tersebut disampaikan Dewan Penasihat Portadin, Siswandi Abdul Rachim dalam acara diskusi yang dihadiri Menteri UMKM Maman Abdurrahman bersama Anggota Komisi VII DPR RI Rahayu Saraswati di Gedung Kementerian Sosial, Salemba, Jakarta, Kamis (7/8).
Siswandi mengatakan bahwa saat ini hanya terdapat sekitar 2.396 Sekolah Luar Biasa (SLB) yang melayani 7.287 kecamatan di seluruh Indonesia. Artinya, secara rata-rata satu SLB harus menjangkau hingga tiga kecamatan.
Baca juga: Mensos: Peran orang tua penting sukseskan program Sekolah Rakyat
Baca juga: Mensos: Siswa Sekolah Rakyat bisa kuliah lewat beasiswa
Kondisi tersebut dinilai menyulitkan akses pendidikan bagi anak-anak penyandang disabilitas, terutama di wilayah terpencil dan tertinggal.
“Usulan ini mohon dipertimbangkan. Bagi kami pendidikan inklusif seperti Sekolah Rakyat bisa menjadi kunci menciptakan keadilan dan kesetaraan, khususnya bagi anak-anak disabilitas di tengah keterbatasan jumlah SLB ,” kata dia.
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.