Jakarta (ANTARA) - Kementerian Sosial menyalurkan bantuan senilai Rp112,5 juta dalam bentuk alat bantu adaptif dan layanan rehabilitasi sosial kepada anak-anak penyandang penyakit langka dalam kegiatan Sarasehan Rehabilitasi Sosial, pada Kamis di Jakarta.
Kegiatan ini menyasar sebanyak 50 anak dan keluarga yang tergabung dalam komunitas Indonesia Rare Disorder (IRD), dengan tujuan memberikan akses langsung terhadap layanan rehabilitasi sosial sekaligus membangun dialog antara penyandang penyakit langka, pendamping, dan instansi terkait.
“Anak-anak dengan kondisi langka dan keluarganya membutuhkan perhatian khusus dan intervensi yang tepat dari pemerintah. Kegiatan ini merupakan bentuk nyata komitmen Kemensos dalam mendukung pemenuhan hak mereka,” kata Penasihat I Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemensos, Fatma Saifullah Yusuf yang ditemui seusai sarasehan tersebut.
Bantuan yang diberikan mencakup 10 unit kursi roda adaptif senilai Rp45 juta, 10 unit alat bantu jalan dan standing frame senilai Rp40 juta, serta lima unit alat komunikasi augmentatif (AAC) senilai Rp27,5 juta.
Adapun seluruh bantuan itu disalurkan melalui Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Kemensos.
Selain penyaluran bantuan, Fatimah menyebutkan bahwa anak-anak juga memperoleh layanan terapi wicara, terapi okupasi, fisioterapi, terapi perilaku, serta konsultasi psikologis dan gizi dari para ahli, termasuk tim Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan psikolog klinis.
Bahkan pada kesempatan itu, Kemensos melalui sentra layanan sosial mereka di wilayah Jabodetabek juga menghadirkan gelar wicara bersama Kementerian Kesehatan, BPJS Kesehatan, dokter spesialis, serta komunitas IRD, guna membahas tantangan yang dihadapi oleh penyandang penyakit langka dalam mengakses layanan kesehatan dan rehabilitasi.
"Ternyata meski sekadar curhat, ternyata, sangat penting bagi para orang tua. Mereka sudah merasa sangat terbantukan, selama ini ada beberapa hal terkait kesehatan anak IRD yang mereka tidak tahu apa solusinya atau bagaimana cara mendapatkan, seperti layanan terapis atau kepesertaan BPJS untuk anak mereka," kata dia menjelaskan.
Fatma menegaskan bahwa sinergi lintas sektor dalam memastikan layanan rehabilitasi sosial dapat menjangkau kelompok rentan secara berkelanjutan menjadi nilai terpenting dalam kegiatan seperti ini disamping penyaluran bantuan-bantuannya.
"Itu semua karena anak-anak dengan penyakit langka bukan hanya membutuhkan perawatan medis, tetapi juga dukungan psikososial dan ekonomi,” katanya.
Baca juga: Kemensos beri ATENSI Rp158,4 juta bantu terapi anak disabilitas
Baca juga: DWP Kemensos: Kolaborasi pusat dan daerah strategi tangani PPKS
Baca juga: Kemensos bantu KPM PKH penuhi kebutuhan dasar hingga pendidikan anak
Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025