Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita menyatakan, industri kecil menengah (IKM) berkontribusi besar dalam menciptakan lapangan kerja baru di Indonesia.
Hal tersebut dikarenakan populasi IKM yang saat ini mencapai 4,5 juta unit usaha, berkontribusi sebesar 99,77 persen dari total unit usaha industri. Dengan populasi tersebut, IKM berperan menyerap sebanyak 65,52 persen dari total tenaga kerja di sektor industri keseluruhan, atau sekitar 13,11 juta tenaga kerja.
"Jika IKM dapat tumbuh dan berkembang, tentu akan meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi nasional," kata dia di Jakarta, Senin.
Menurut dia, pengusaha IKM memiliki peranan penting terhadap peningkatan lapangan kerja baru di berbagai sektor. Oleh karena itu, pihaknya terus berupaya mendorong tumbuhnya industri-industri baru, termasuk memperkuat keterampilan para pengusaha IKM agar semakin produktif, sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja.
"Di saat banyak industri menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan bisnisnya, pertumbuhan pelaku IKM yang tersebar di berbagai daerah justru mampu menyerap tenaga kerja baru, dan berkontribusi positif terhadap sektor industri manufaktur," katanya.
Sebagai bentuk penguatan IKM agar terus menciptakan lapangan kerja baru, Kemenperin melalui direktorat yang dipimpinnya menjalankan program peningkatan pasar jenama (scaling up brand) dengan mengoptimalkan penjualan di platform digital.
Dalam hal ini, Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) Kemenperin memberikan pelatihan secara daring kepada para pelaku IKM khusus di bidang fesyen dan kriya. Pelatihan yang diberikan pun tak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan pelaku IKM di bagian produksi, tetapi berkaitan pula dengan kemampuan kepemimpinan dan perancangan ide pengembangan produk agar bisnis lebih berkelanjutan.
"Dalam menjalankan usaha, secara umum dibutuhkan dua skill, yaitu hard skill dan soft skill. Hard skill berkaitan erat tentang bagaimana memproduksi suatu produk, sedangkan soft skill berkaitan erat tentang bagaimana mengelola suatu usaha agar dapat berjalan, menguntungkan dan berkembang di masa depan," kata Kepala BPIFK Dickie Sulistya.
Dickie menyatakan, BPIFK memiliki program Inkubator Bisnis Kreatif atau Creative Business Incubator (CBI), yang merupakan program akselerasi bisnis untuk meningkatkan kapasitas usaha atau bisnis pelaku IKM fesyen dan juga kriya supaya bisa naik kelas.
Baca juga: Kemenperin sebut penerapan SNI memacu pertumbuhan industri furnitur
Baca juga: Kemenperin yakin industri perhiasan dapat topang ekonomi nasional
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025