Kemenparekraf sebut 60 persen wisata Indonesia berbasis budaya 

14 hours ago 6

Lebak (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebutkan, hingga saat ini, sebanyak 60 persen produk pariwisata Indonesia berbasis budaya, termasuk kearifan lokal di dalamnya sehingga sangat disegani dan dihormati dunia.

"Kita hingga kini kekayaan budaya itu masih dijaga, dilestarikan dan dipelihara," kata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Hariyanto saat menghadiri Perayaan Seba Baduy di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Jumat.

Oleh karena itu, lanjutnya, potensi pariwisata Indonesia itu disumbang oleh kekayaan budaya dan kearifan lokal sekitar 60 persen juga, selebihnya adalah kekayaan alam 35 persen dengan 17 ribu lebih pulau dan bentangan laut yang lebih luas dan darat, serta lima persen wisata buatan.

Ia memberikan contoh, salah satu potensi produk pariwisata itu adalah Perayaan Seba oleh masyarakat Baduy.

"Perayaan Seba itu bukan hanya dijadikan tontonan, tetapi memiliki makna untuk mengingatkan kepada masyarakat agar menjaga dan melestarikan alam," katanya.

Baca juga: Pemprov Banten berikan layanan kesehatan gratis peserta Seba Baduy

Ia menyebutkan, dalam agenda itu, tetua masyarakat Baduy selalu mengingatkan kepada pemerintah daerah untuk menjaga 53 gunung di Kabupaten Lebak agar tidak rusak.

Selama ini, kata dia, masyarakat Baduy memberikan kontribusi besar untuk menjaga alam dan merawat serta melestarikan.

"Kami berharap Perayaan Seba yang dilaksanakan masyarakat Baduy merupakan nilai - nilai budaya yang harus dijaga, dirawat dan dipelihara karena bisa mendatangkan wisatawan," katanya.

Tetua adat Baduy Tanggungan 12 Djaro Saidi Putra mengatakan masyarakat Baduy hingga kini konsisten untuk menjaga, merawat, memelihara dan melestarikan nilai-nilai budaya.

Salah satunya adalah Perayaan Seba yakni sebuah budaya untuk menjalin keharmonisan antara masyarakat Baduy dengan pemerintah daerah sehingga dapat memperkuat persatuan dan kesatuan.

Baca juga: Golden Rama: Tren wisata 2025 meliputi keunikan budaya hingga alam

Perayaan Seba 2025 dihadiri sebanyak 1.769 orang terdiri dari kelompok Baduy Luar yang mengenakan busana hitam dan ikat kepala tradisional (lomar) biru dan 100 kelompok Baduy Dalam mengenakan busana putih dan "lomar" putih.

Masyarakat Baduy setiap tahunnya menggelar Perayaan Seba sebagai ungkapan rasa syukur dengan membawa hasil bumi dalam setahun kepada kepala daerah.

"Kami berharap masyarakat Baduy yang bercocok tanam di ladang dapat hidup sejahtera dengan peningkatan ekonomi," katanya.

Sementara itu, Bupati Lebak Mochamad Hasbi Asyidiki mengatakan pemerintah daerah melestarikan nilai-nilai budaya masyarakat Baduy dengan perayaan Seba yang digelar setiap tahun.

"Perayaan Seba itu diharapkan terwujudnya saling tolong menolong dan saling membantu di tengah kehidupan masyarakat," katanya.

Baca juga: Menpar ajak warga bangun budaya bersih di destinasi wisata

Rangkaian kegiatan

Data yang dihimpun ANTARA menyebutkan, Perayaan Seba, biasanya dilaksanakan setelah "Upacara Kawalu" yaitu masa bertapa atau menyepi selama tiga bulan oleh masyarakat Baduy Dalam.

Setelah itu, mereka berjalan kaki puluhan kilometer dari Kanekes menuju pusat pemerintahan di Rangkasbitung (kabupaten) dan terkadang hingga ke Serang (provinsi).

Mereka membawa hasil bumi seperti pisang, gula aren, talas dan padi.

Lalu, mereka disambut dengan upacara penyambutan oleh pejabat pemerintah dan biasanya disertai pertunjukan budaya khas Banten.

Nilai-nilai yang dijunjung dalam Seba adalah tiga hal utama yakni pertama, kesederhanaan karena masyarakat tetap mengenakan pakaian adat dan menolak kendaraan modern.

Baca juga: Banyuwangi siapkan berbaga atraksi seni budaya selama libur Lebaran

Kedua, keteguhan terhadap adat karena semua dilakukan dengan tata cara yang diwariskan secara turun-temurun dan ketiga adalah kerukunan karena ritual ini mempererat hubungan antarkelompok masyarakat Baduy dan masyarakat luar.

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |