Mengenal apa itu konklaf dalam proses pemilihan Paus baru

14 hours ago 4

Jakarta (ANTARA) - Setelah wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025, Gereja Katolik memasuki masa sede vacante-periode ketika takhta kepausan kosong. Masa ini menandai berakhirnya satu kepemimpinan dan membuka jalan bagi dimulainya proses pemilihan pemimpin baru.

Dalam situasi ini, perhatian dunia tertuju pada proses konklaf, sebuah tradisi berabad-abad yang menentukan pemimpin tertinggi Gereja Katolik berikutnya. Para kardinal dari seluruh dunia berkumpul di Vatikan untuk memilih paus baru, sebuah momen penting yang sarat makna spiritual dan historis.

Lantas, apa yang dimaksud dengan konklaf dalam pemilihan paus baru? Berikut penjelasannya.

Baca juga: Vatikan: Konklaf akan dimulai pada 7 Mei 2025

Apa itu konklaf?

Konklaf berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti "dengan kunci". Istilah ini mencerminkan praktik penguncian para kardinal dalam sebuah tempat tertutup untuk memilih Paus baru tanpa intervensi dari luar. Penguncian tersebut bertujuan menjaga kerahasiaan dan kebebasan dalam pemilihan, sehingga tidak ada pihak luar yang dapat memengaruhi keputusan kardinal.

Tradisi konklaf dimulai pada abad ke-13, tepatnya saat penetapan Paus Gregorius X. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mencegah campur tangan politik dalam proses pemilihan Paus. Sejak saat itu, konklaf menjadi prosedur yang diikuti dalam pemilihan Paus, menjaga integritas dan kekudusan proses tersebut.

Baca juga: Pemakaman Paus Fransiskus dihadiri Trump dan 160 lebih delegasi

Proses konklaf

Konklaf biasanya dimulai 15 hingga 20 hari setelah wafatnya Paus, memberikan waktu bagi para kardinal dari seluruh dunia untuk berkumpul di Vatikan . Proses ini diawali dengan Misa khusus yang disebut Missa pro eligendo Pontifice di Basilika Santo Petrus.

Setelah Misa, para kardinal memasuki Kapel Sistina dan dikunci di dalamnya. Selama konklaf, mereka tidak diperbolehkan berkomunikasi dengan dunia luar, termasuk melalui telepon atau internet, untuk menjaga kerahasiaan dan integritas proses pemilihan.

Setiap hari, dilakukan hingga empat kali pemungutan suara: dua kali di pagi hari dan dua kali di sore hari. Untuk terpilih sebagai Paus, seorang kandidat harus memperoleh dua pertiga suara dari total kardinal yang hadir.

Baca juga: Utusan khusus sampaikan pesan Presiden saat pemakaman Paus Fransikus

Simbol asap dan pengumuman Paus baru

Setelah setiap sesi pemungutan suara, hasilnya diumumkan kepada publik melalui asap yang keluar dari cerobong Kapel Sistina. Asap hitam menandakan belum terpilihnya Paus baru, sementara asap putih menandakan bahwa Paus baru telah terpilih.

Setelah terpilih, Paus baru akan mengenakan jubah putih di "Ruang Air Mata" dan kemudian muncul di balkon Basilika Santo Petrus untuk memberikan berkat pertamanya kepada umat Katolik di seluruh dunia. Pengumuman resmi dilakukan dengan kalimat Latin "Habemus Papam", yang berarti "Kita memiliki Paus".

Konklaf bukan sekadar proses administratif, melainkan ritual sakral yang mencerminkan spiritualitas dan tradisi Gereja Katolik. Proses ini melibatkan kardinal-kardinal yang terkunci dalam ruangan, berdoa dan bermeditasi, untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil adalah yang terbaik bagi Gereja.

Melalui konklaf, Gereja memastikan bahwa pemilihan Paus dilakukan dengan penuh doa, refleksi, dan kebijaksanaan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesinambungan kepemimpinan spiritual yang membawa kedamaian dan arah bagi umat Katolik di seluruh dunia.

Baca juga: Komisi I DPR: Penting teladani empati hingga dialog inklusif dari Paus

Baca juga: Rangkaian upacara pemakaman Paus Fransiskus

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |