Kemenkoinfra bidik infrastruktur untuk dapatkan investasi dari China

12 hours ago 2

Beijing (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI menyebutkan upaya untuk mendapatkan investasi di bidang infrastruktur dari China.

"Secara umum pastinya kita ingin meningkatkan kerja sama di bidang infrastruktur, tapi juga di dalam hal ini kita selalu mengingat bagaimana konteks strategisnya jadi bukan hanya proyek infrastruktur terpisah-pisah melainkan melihat gambaran besarnya, jadi memperhatikan konektivitas, logistik dan faktor lainnya," kata Deputi Bidang Koordinasi Pembangunan perumahan dan Sarana dan Prasarana Permukiman Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI Ronny Hutahayan kepada ANTARA di Beijing, Jumat.

Ronny menyampaikan hal tersebut setelah berbicara dalam forum bisnis yang diselenggarakan KBRI Beijing dan dihadiri sekitar 200 pelaku usaha dari China.

"(Jadi) investasinya ada dalam suatu ekosistem itu baik pelabuhan, jalan, bandara, pergudangan dan lainnya. Jadi kita melihat sesuatu dalam konteks strategisnya (terlebih dulu), walau kita juga punya target-target jangka pendek," tambah Ronny.

Dalam sambutannya, Ronny mengatakan Indonesia dan China memasuki kemitraan era baru yang didefinisikan dengan kepercayaan, kesetaraan dan visi bersama untuk masa depan.

"Dan sesungguhnya, persahabatan antara masyarakat kita mendahului diplomasi era modern. Kerja sama ekonomi kita juga beralih dari volume ke nilai. Pertanyaannya bukan lagi seberapa banyak kita membangun atau berdagang, melainkan seberapa baik kerja sama kita melayani rakyat, seberapa andal kita menghubungkan mereka dan seberapa efisien kita memobilisasi barang dan data," jelas Ronny.

Infrastruktur, ungkap Ronny, masih menjadi prioritas utama Indonesia karena infrastruktur menyediakan logistik yang tangguh untuk pasokan pangan, mendorong pertumbuhan energi yang lebih bersih dan andal, membangun kota yang layak huni dan industri yang kompetitif.

"Infrastruktur lebih dari sekadar beton dan baja. Infrastruktur adalah platform untuk produktivitas dan inklusivitas dan di dunia yang berubah cepat ini, kualitas sangatlah penting," tambah Ronny.​​​​​​​

Ronny juga memperkenalkan mekanisme pembiayaan berkelanjutan dari kemitraan publik-swasta hingga skema "land value capture" untuk memastikan bahwa setiap investasi tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga mengembalikan nilai kepada masyarakat.

"Inilah yang menjadikan pembangunan kita berkelanjutan dan berkeadilan. Di bawah Kementerian Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Daerah, tugas kami adalah mengubah tujuan nasional menjadi dampak yang terukur," ungkap Ronny.

Kementeriannya berusaha untuk menyatukan kementerian, pemerintah daerah, BUMN dan mitra swasta serta memastikan bahwa kebijakan, desain, dan pembiayaan bergerak pada satu jalur yang jelas, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan.

"Kami membantu menghilangkan hambatan, perizinan, kesiapan lahan, utilitas, dan konektivitas. Kami melakukan ini melalui aturan yang jelas, fasilitasi yang tepat waktu, dan jika memungkinkan, kemitraan publik-swasta dan struktur pembiayaan campuran," jelas Ronny.

Proyek-proyek seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) serta rencana perpanjangannya ke Surabaya, kata Ronny, menunjukkan bagaimana infrastruktur menghubungkan perekonomian dan masyarakat.

"Koridor ini akan menjadi tulang punggung strategis sabuk industri perkotaan Jawa, yang menghubungkan pabrik, pusat logistik, bandara, dan pelabuhan melalui pembangunan terpadu berorientasi transit. Nilainya bukan hanya kecepatan, tetapi juga keandalan, integrasi, dan manfaat lokal," kata Ronny.

Meski begitu, Ronny mengakui tetap ada masalah dalam eksekusi investasi dari China ke Indonesia.

"Tapi selalu ada ruang untuk melakukan perbaikan, dan kita juga harus melakukan dialog, tantangan akan selalu ada, baik saat perencanaan maupun implementasi dan bahkan setelahnya tapi akan tetap kami evaluasi," ungkap Ronny.

Terkait perdagangan Indonesia-China, KBRI Beijing mencatat volume perdagangan bilateral kedua negara pada 2024 mencapai 147,79 miliar dolar AS sementara khusus untuk periode Januari-Agustus 2025, volume perdagangan telah mencapai hampir 104,82 miliar dolar AS.

Dengan angka tersebut, China menjadi mitra dagang terbesar Indonesia dengan ekspor Indonesia ke China sebagian besar terdiri dari minyak sawit, batu bara, nikel olahan, sarang burung walet, buah-buahan tropis dan lainnya.

Di bidang investasi, pada 2024 saja, investasi China bernilai 8,1 miliar dolar AS, sementara investasi dari Hong Kong USD tercatat 8,2 miliar dolar AS.

Untuk semester pertama 2025, investasi asal China berada di angka 3,6 miliar dolar AS dan Hong Kong sekitar 4,6 miliar dolar AS sehingga menempatkan keduanya di posisi ketiga dan kedua investor terbesar ke Indonesia.

Selanjutnya di bidang pariwisata, pada 2024 sekitar 1,2 juta wisatawan asal China berkunjung ke Indonesia. Sementara untuk periode Januari-Agustus 2025, jumlah wisatawan China yang datang ke Tanah Air sudah mencapai 905.002 orang.

Baca juga: KBRI Beijing ajak lebih banyak pengusaha China investasi di Indonesia

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |