Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan bahwa proses pembuatan buku sejarah Indonesia saat ini baru sampai tahap penyuntingan.
"Menurut laporan dari tim sekarang ini adalah proses editing. Jadi menulis adalah satu hal, mengedit itu satu hal yang lain," katanya dalam acara diskusi bersama awak media di Jakarta pada Jumat malam.
Dia mengaku belum melihat wujud buku sejarah Indonesia yang direncanakan meliputi 10 sampai 11 jilid itu.
"Saya belum pernah lihat bukunya, satu paragraf pun saya tidak lihat. Belum lihat, karena mereka belum menyerahkan," katanya.
"Karena ini memang mereka bekerja secara independen berdasarkan keahliannya, kepakarannya. Jadi saya sendiri belum lihat," ia menambahkan.
Baca juga: Buku sejarah Indonesia bakal diluncurkan pada HUT ke-80 RI
Penulisan buku sejarah Indonesia semula ditargetkan selesai pada Agustus 2025 agar bisa menjadi hadiah ulang tahun ke-80 RI.
Fadli mengatakan bahwa buku itu memang sudah selesai ditulis pada Agustus, tetapi proses penyuntingannya belum rampung.
Fadli berharap proses pembuatan buku sejarah Indonesia yang telah diperbarui bisa selesai Desember 2025.
"Mudah-mudahan nanti buku ini sudah siap pada tanggal 14 Desember, yaitu pada Hari Sejarah," katanya.
Kementerian Kebudayaan melibatkan 112 sejarawan dari 34 perguruan tinggi di seluruh Indonesia dalam penulisan buku sejarah Indonesia.
Naskah buku sejarah Indonesia yang telah diperbarui sudah melalui uji publik di Universitas Indonesia pada 25 Juli, Universitas Lambung Mangkurat pada 28 Juli, Universitas Negeri Padang pada 31 Juli, dan Universitas Negeri Makassar pada 4 Agustus.
Naskah buku sejarah tersebut mencakup temuan dan hasil penelitian baru tentang sejarah Indonesia.
Fadli mengatakan bahwa pemerintah perlu menulis buku sejarah dari perspektif Indonesia, bukan dari perspektif pemerintah kolonial.
Baca juga: Hasto kemukakan arahan Megawati soal Buku Sejarah Indonesia
Baca juga: Diskusi publik penulisan sejarah upaya untuk menghimpun beragam ide
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































