Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengatakan, guna memastikan pelayanan kesehatan tetap berjalan bagi warga Sumatera terdampak bencana, pihaknya berfokus untuk mendistribusikan obat-obatan, logistik, alat kesehatan, serta vaksin serta memberikan dukungan bagi RS swasta yang tidak terdampak.
Wakil Menteri Kesehatan Benjamin Paulus mengatakan di Jakarta, Jumat, bahwa upaya itu karena banyaknya fasilitas kesehatan yang terdampak bencana hidrometeorologi yang menimpa tiga provinsi itu.
"Total faskes yang terdampak itu 31 rumah sakit, 156 puskesmas dengan rincian Aceh 13 rumah sakit, puskesmasnya 122. Lalu Sumatera Utara 18 rumah sakit dan 22 puskesmas, dan Sumatera Barat 9 puskesmas," katanya.
Dia menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pendataan yang terkoordinasi untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Untuk setiap provinsi terdampak, katanya, dibentuk pusat krisis kesehatan (HOEC) untuk membantu alur distribusi obat-obatan dan alat kesehatan.
Dia mencontohkan, sejumlah daerah butuh konsentrator oksigen. Kemudian, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Pertamina untuk suplai tenaga untuk memastikan RS milik pemerintah bisa mengoperasikan layanan oksigen itu, dan agar fasilitas tertentu tetap bisa berjalan.
Baca juga: Komdigi pulihkan 145 BTS dan salurkan internet satelit di Sumbar
Jika tidak ada tenaga, kata Benny, suplai darah dan vaksin bisa rusak, dan hal itu tidak boleh terjadi.
"Jadi ada genset khusus yang nyala hanya bank darah yang datang. Lainnya gelap gulita semua. Pokoknya mereka melakukan oksigen supaya masih ada pasien yang di ruang rumah sakit masih bisa tertolong," katanya.
Kemudian, katanya, mereka juga mendukung RS swasta agar warga terdampak tetap mendapatkan perawatan. Sebagai contoh, di Langkat, Sumatera Utara, daerahnya terendam banjir.
"Jadi kita punya cara kerja, kita mensupport rumah sakit swasta yang posisinya tidak terkena bencana. Jadi saling bantu, jadi pasien yang dari RS Tanjung Pura, dilarikan ke RS Putri Bidadari," katanya.
Dia bersyukur karena RS Putri Bidadari adalah RS tipe B yang memiliki kapasitas lebih dari 300 kasur.
Dalam kesempatan itu, Benny mengatakan, total yang mengungsi akibat bencana ini sebanyak 847.925 jiwa, dengan jumlah pengungsi terbanyak di Aceh, 788.586 pengungsi. Banyaknya pengungsi karena banyak jalan yang terputus.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes Lucia Rizka Andalusia mengatakan, pihaknya mengirimkan sejumlah obat untuk menangani penyakit yang sering muncul pada saat banjir, contohnya batuk pilek, demam, penyakit kulit.
Selain itu, katanya, pihaknya juga memastikan suplai untuk pengobatan penyakit kronis, contohnya kebutuhan untuk cuci darah atau hemodialisa karena cuci darah tidak bisa ditunda. Hal tersebut karena gudang farmasi di tingkat kabupaten terdampak oleh bencana.
Rizka mengatakan, pihaknya juga mengirimkan serum antitetanus (ATS) untuk pencegahan infeksi, mengingat banyaknya yang terluka karena tergores material seperti seng dan paku.
"Sampai saat ini, semua perbekalan kesehatan, khususnya obat-obatan dan bahan medis habis pakai, tercukupi dan bisa didistribusikan. Tentunya nanti secara rutin kita melihat ya, dalam seminggu ke depan, kalau memang masih dibutuhkan supply, kita supply terus," katanya.
Baca juga: Korban meninggal dunia akibat bencana Aceh bertambah jadi 305 orang
Baca juga: Polri gelar "trauma healing" pulihkan psikologis anak di Taput
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































