Tangerang (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan Kementerian Kesehatan Asnawi Abdullah mengungkapkan harapan agar Indonesia dapat mengadopsi sistem pelaporan kesehatan siswa seperti yang diterapkan di negara-negara Skandinavia.
Asnawi, seusai meninjau Cek Kesehatan Gratis (CKG) di SMAN 6 Tangerang Selatan, Senin, menyebut Swedia dan Norwegia telah menerapkan kebijakan di mana siswa tidak hanya menerima rapor akademik, tetapi juga rapor kesehatan kondisi fisik mereka selama menempuh pendidikan.
“Mudah-mudahan ke depan kita bisa punya rapor seperti itu. Selesai sekolah ada rapor akademik, tetapi juga kita memiliki rapor kesehatan,” ujarnya.
Baca juga: PCO: CKG sekolah jangkau seluruh Indonesia hingga Desember 2025
Ia menambahkan kehadiran rapor kesehatan akan membantu siswa dan orang tua memahami kondisi kesehatan secara menyeluruh, yang pada akhirnya dapat mendorong tumbuhnya generasi yang lebih sehat dan produktif.
“Dengan program seperti ini, akan melahirkan anak-anak Indonesia yang sehat dan membangun bangsa kita lebih baik di masa mendatang,” katanya.
Dikatakan Asnawi, gagasan tersebut sejalan dengan pelaksanaan Program CKG di sekolah-sekolah yang sedang digencarkan pemerintah hingga akhir 2025.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengatakan CKG di sekolah tidak hanya berfokus pada pemeriksaan fisik, tetapi juga akan menjadi fondasi bagi sistem rekam medis digital jangka panjang yang terintegrasi.
Baca juga: DPR dukung peluncuran CKG di 12 sekolah pada Senin
Ia menyebut bahwa data hasil pemeriksaan kesehatan para siswa akan dikumpulkan dan diinput ke dalam sistem rekam medis nasional.
Ia mengatakan hal ini sejalan dengan visi pemerintah untuk membangun basis data kesehatan generasi ke generasi.
Menurutnya, sistem ini memungkinkan pelacakan riwayat kesehatan keluarga secara lebih komprehensif, sekaligus mempermudah upaya pencegahan dan penanganan penyakit sejak dini.
“Sehingga, kita punya data yang lebih komprehensif, lebih mudah penanganannya, lebih mudah untuk dilacak juga. Asal-usul penyakit juga lebih mudah dilacak,” katanya.
Baca juga: 617 siswa ikuti Cek Kesehatan Gratis di MIN 8 Jakarta
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.