Kabupaten Banyuwangi (ANTARA) - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menyebutkan bahwa pelibatan masyarakat menjadi kunci utama dalam menyukseskan rehabilitasi mangrove di tanah air.
"Masyarakat menjadi bagian sangat penting dari siklus atau hubungan timbal balik antara keberadaan kawasan hutan dan masyarakat itu sendiri sehingga pada saat kita melakukan kegiatan rehabilitasi itu harus berbasis kepada masyarakat," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan (Dirjen PDASRH) Kementerian Kehutanan Dyah Murtiningsih di sela-sela pembukaan Mangrofest 2025 di Taman Nasional Alas Purwo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu.
Phaknya mengimplementasikan pelibatan masyarakat itu dalam program Mangrove for Coastal Resilienc (M4CR).
Ia mengatakan pendekatan berbasis masyarakat diutamakan dalam M4CR agar upaya konservasi tidak hanya berhenti di penanaman, tetapi juga berlanjut dalam perawatan dan pemanfaatan berkelanjutan.
Baca juga: Menteri LH: Gambut dan mangrove Kalimantan penting untuk tekan emisi
Mangrove for Coastal Resilienc merupakan program rehabilitasi mangrove berskala nasional yang dikelola Direktorat Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan Kementerian Kehutanan bekerja sama dengan Bank Dunia.
Program itu bertujuan membangun ketahanan wilayah pesisir melalui restorasi mangrove, pemberdayaan masyarakat, dan kolaborasi lintas sektor.
Pelaksanaan rehabilitasi mangrove M4CR berlangsung di empat provinsi prioritas, yaitu Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Timur, dan Kalimantan utara dengan target luasan 41.000 hektare hingga tahun 2027.
Selain memiliki peran ekologis penting sebagai penyerap karbon hingga lima kali lipat dibandingkan dengan hutan daratan, kata dia, mangrove juga menjadi penopang ekonomi masyarakat pesisir.
Ia menjelaskan ekosistem itu dapat menyediakan habitat bagi ikan, kepiting, dan udang, serta menghasilkan produk hutan bukan kayu, seperti sirup, sabun, batik, dan pewarna alami.
“Kalau masyarakat dilibatkan dari awal, mereka akan menjaga dan memanfaatkan mangrove secara berkelanjutan, bukan merusak. Itu yang membedakan rehabilitasi biasa dengan rehabilitasi yang hidup,” kata dia.
Baca juga: Kemenhut perkuat konsolidasi rehabilitasi mangrove lewat Mangrofest
Baca juga: Rehabilitasi mangrove, Kemenhut bakal libatkan publik
Baca juga: Pemerintah lakukan kajian tetapkan target baru rehabilitasi mangrove
Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.