Denpasar (ANTARA) - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengajak pihak swasta merancang kajian penggunaan sampah plastik untuk aspal jalan yang kemudian bisa dimanfaatkan di jalan-jalan daerah.
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto di Kabupaten Badung, Sabtu, mengatakan ajakannya ini ke Chandra Asri Group sebagai penggagas showcase aspal plastik di Jimbaran Hub, Bali.
“Dari Kemendagri melalui Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri ini nanti berkolaborasi lah dengan buat kajian, kita hitung produksi sampah plastik dikaitkan langsung dengan kebutuhan pemeliharaan lahan, ruas jalan di mana saja,” kata dia.
Bima Arya mengatakan dengan langkah ini ketersediaan dan permintaan akan bertemu, dan masalah sampah plastik di daerah juga tertangani.
Baca juga: PUPR resmikan jalan aspal plastik di Bali
Berangkat dari hasil kajian, pemerintah juga dapat membentuk regulasi yang tepat sehingga ada payung hukum dan produksinya masif.
“Di paling hulu ada regulasi dan harus ada contoh-contoh kota/kabupaten dan provinsi yang bisa menjadi pilot di sini, Bali ini cocok sekali untuk showcase-nya karena kita sekarang diuji di Pulau Dewata surga dunia tetapi ada tantangan keseimbangan ekosistem, eksploitasi pariwisata, sampah plastik, alih fungsi lahan,” ujarnya.
Saat ini aspal plastik masih 3 persen lebih mahal dari aspal beton, namun dengan penggunaan masif di seluruh daerah, Bima Arya meyakini biayanya akan lebih murah.
Baca juga: KLH: Sektor informal bisa dukung ketersediaan bahan baku aspal plastik
Dari catatan Kementerian Pekerjaan Umum sendiri jalan provinsi sepanjang 48 ribu kilometer (km) dan perkotaan 38 ribu km di Indonesia, sehingga potensial diterapkan teknologi aspal plastik.
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.