Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) kembali menggelar Bincang Syariah di UIN Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan, dengan mengangkat isu lingkungan dalam perspektif Islam pada rangkaian Blissful Mawlid 1447 Hijriah yang telah digelar sejak 24 Agustus 2025.
"Kami ingin menunjukkan kecintaan kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam (SAW) dengan cara yang relevan dan berdampak bagi masyarakat," ujar Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag Abu Rokhmad dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Lebih dari 5.000 mahasiswa hadir di Masjid Agung Sultan Alauddin Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang menjadi lokasi acara.
Kegiatan tersebut menghadirkan pendakwah kondang sekaligus pemengaruh Husein Ja’far Al Hadar atau yang akrab disapa Habib Ja’far dan mengulas isu lingkungan dari perspektif Islam.
Abu Rokhmad mengatakan Maulid Nabi merupakan momentum penting untuk memperkuat kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, sekaligus mengintegrasikan nilai-nilai ajarannya dengan isu kekinian, termasuk isu lingkungan.
Baca juga: Kemenag bahas konsep ekoteologi di kampus, jawab tantangan iklim
Untuk itu Kemenag terus menghadirkan aksi nyata yang berdampak sesuai arahan Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar. "Acara saat ini merupakan upaya dari Bimas Islam menerjemahkan gagasan Asta Protas Menteri Agama yaitu ekoteologi," ujarnya.
Abu mengatakan Islam mengajarkan keseimbangan antara kehidupan manusia dan lingkungan. Untuk itu ia menyebut umat Islam memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga kelestarian bumi sebagai amanah.
Sementara itu Rektor UIN Alauddin Makassar Hamdan Juhannis menyebut Bincang Syariah Goes To Campus merupakan yang pertama kali dalam sejarah digelar di UIN Alauddin Makassar.
"Ini kali pertama dalam sejarah UIN, maulid dihelat sebanyak ini, bahkan bertaraf internasional karena yang hadir pesertanya juga ada 12 rombongan dari Muslim Australia," kata dia.
Baca juga: Menag minta ekoteologi diterapkan di pesantren untuk jaga lingkungan
Hamdan mengatakan peserta yang hadir mencapai lebih dari 5.000 orang. Angka tersebut menunjukkan antusiasme yang tinggi dari peserta terhadap tema yang diangkat, yakni eco-wisdom atau kebijaksanaan ekologis.
"Ternyata banyak orang sulit membedakan antara ketercerahan dan kebijaksanaan. Ketercerahan adalah memahami diri kita, untuk apa saya hadir dalam kehidupan, tetapi di atas ketercerahan adalah kebijaksanaan, yaitu memahami kehidupan dari luar diri kita, yaitu lingkungan atau alam," kata dia.
Ia menekankan kebijaksanaan ekologis penting diterapkan untuk mengatasi berbagai krisis lingkungan yang kini mengancam kehidupan manusia. Maka dari itu, Hamdan berharap agar maulid kali ini dapat menjadi momentum untuk menduplikasi kebijaksanaan hidup Nabi Muhammad SAW.
"Kita butuh meniru kebijaksanaan hidup Rasulullah SAW yang peduli pada lingkungan sekitarnya," kata dia.
Baca juga: Kemenag ajak mahasiswa jaga bumi lewat Blissful Mawlid
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.