Kemen-PU siap bangun tanggul di Kali Bekasi guna mitigasi banjir Jabar

8 hours ago 3
Juni kita bisa menindaklanjuti untuk pembangunan tanggul-tanggul di Kali Bekasi yang masih ada 19,4 km yang belum selesai

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen-PU) siap membangun tanggul di Kali Bekasi dalam rangka mitigasi banjir di Jawa Barat (Jabar).

"Kalau detail terkait dengan masalah penanggulangan banjir yang saat ini belum selesai adalah untuk tanggul-tanggul, yang sampai dengan saat ini kami masih membutuhkan lahan," ujar Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Diana Kusumastuti di Jakarta, Senin.

Terkait lahan ini, Kemen-PU berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan di daerah mulai dari pemerintah kabupaten, pemerintah kota, pemerintah provinsi dan juga Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).

"Mudah-mudahan kalau terkait tanah yang tadi disampaikan oleh Menteri ATR, kita bisa melakukan identifikasi dan datanya sama semuanya, bulan April kita bisa melakukan penetapan lokasi (penlok) selesai, dan akhir Mei kita juga bisa melakukan pembebasan lahannya, sehingga Juni kita bisa menindaklanjuti untuk pembangunan tanggul-tanggul di Kali Bekasi yang masih ada 19,4 km yang belum selesai," kata Diana.

Untuk pembangunan tanggul di Kali Bekasi sendiri terdiri dari tujuh paket dengan total anggaran Rp3,6 triliun.

Dalam kesempatan sama, Menteri ATR/Kepala BPN Nusron Wahid menyampaikan bahwa pembangunan infrastruktur untuk mitigasi banjir membutuhkan pengadaan lahan.

Sebelum adanya pengadaan lahan, maka perlu dilakukan penetapan lokasi (penlok) terlebih dahulu. Berkaitan dengan mitigasi banjir di sungai, karena sungai bersifat lintas kabupaten/kota maka penloknya ditetapkan oleh gubernur.

"Hasil sementara rapat antara Kemen-PU, Kementerian ATR/BPN dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen kalau bisa penloknya akan selesai di pertengahan bulan April. Pengadaan tanahnya selesai di akhir bulan Mei. Bulan Juni sudah mulai proses pembangunan baik itu normalisasi sungai, tanggul dan sempadan sungai, maupun situ, irigasi dan bendungan," kata Nusron.

Sebagai informasi, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi berkomitmen bencana banjir yang terjadi pada tahun ini merupakan banjir yang terakhir, dan tidak boleh terjadi lagi banjir berikutnya.

Menurut dia, salah satu problem dari bencana banjir yang terjadi saat ini ada tiga masalah.

Pertama, di hulu daerah resapan airnya terdiri atas kawasan gunung, hutan, dan areal perkebunan itu berubah fungsi menjadi kawasan permukiman elite, menjadi kawasan pariwisata yang menggerus areal resapan air dengan jumlah yang cukup tinggi.

Masalah kedua, di bantaran sungainya berubah juga, sudah terjadi penyempitan, kemudian pendangkalan, bahkan daerah aliran sungainya diisi oleh areal permukiman, termasuk dahulu banyak sekali rumah, perumahan-perumahan berizin itu mengambil daerah aliran sungai sebagai bibir dari areal perumahan itu.

Ketiga, untuk daerah hilirnya itu juga banyak daerah rawa yang diuruk, kemudian daerah sawah diuruk atau areal persawahan di tengahnya, di tata ruangnya ada areal permukiman, kemudian akhirnya banjir hampir 2,5 meter.

Baca juga: Wamen PU pastikan kesiapan Tol Trans Sumatra untuk mudik Lebaran 2025

Baca juga: Menteri PU targetkan normalisasi Sungai Ciliwung selesai pada 2026

Baca juga: Pemkot tunggu keputusan Kemen-PU soal pembangunan Pasar Besar Malang

Baca juga: Menteri PU dan Gubernur DKI berkolaborasi terkait pengendalian banjir

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |