Kemdiktisaintek perkuat ekosistem riset lewat tiga program strategis

8 hours ago 5
Kita ingin melihat perubahan di desa, transformasi di sektor strategis, kemandirian komunitas, akses teknologi yang terbuka dan produk riset yang bisa dikomersialisasi...

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) memperkuat ekosistem riset lewat tiga program strategis, seperti Mahasiswa Berdampak: Pemberdayaan Masyarakat oleh BEM, Peningkatan Ekosistem Riset dan Inovasi PUI-PT, serta Call for Proposal Program Kosabangsa Tahun 2025.

"Program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat ini berperan sebagai instrumen strategis untuk mengarahkan penelitian dan pengabdian agar lebih berdampak, sesuai dengan kebutuhan bangsa, serta mendukung pencapaian Astacita dan visi Indonesia Emas 2045," kata Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto melalui keterangan di Jakarta, Jumat.

Dia menekankan bahwa tridarma perguruan tinggi tidak hanya menjadi wujud dari komitmen akademik, tetapi juga sebagai motor penggerak perubahan, perbaikan, dan kemajuan peradaban bangsa Indonesia.

Oleh karena itu, Mendiktisaintek mengajak seluruh pemangku kepentingan terkait untuk memanfaatkan program-program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat ini sebagai arah kebijakan yang memperkuat kontribusi ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan bangsa.

Baca juga: Sekjen Kemendiktisaintek tinjau lab kedokteran Undiksha Singaraja

Senada dengan Brian, Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek Fauzan Adziman mengatakan bahwa ketiga program ini harus menjadi motor transformasi yang berdampak luas dan terukur.

"Kita tidak hanya ingin menghasilkan penelitian dan aktivitas pengabdian. Kita ingin melihat perubahan di desa, transformasi di sektor strategis, kemandirian komunitas, akses teknologi yang terbuka, dan produk riset yang bisa dikomersialisasi serta memberi nilai tambah bagi masyarakat," ujarnya.

Diketahui, Program Kosabangsa (Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat) merupakan bentuk nyata pengabdian perguruan tinggi untuk menjawab tantangan pembangunan di wilayah tertinggal, daerah kemiskinan ekstrem, dan kawasan rawan bencana melalui kolaborasi antarperguruan tinggi serta dukungan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat.

Kosabangsa 2025 akan menargetkan daerah tertinggal, wilayah rawan bencana, dan kawasan kemiskinan ekstrem. Fokus intervensi mencakup pengembangan ekonomi lokal, sistem pertanian berkelanjutan, kesehatan masyarakat berbasis komunitas, pendidikan adaptif, hingga pemanfaatan teknologi tepat guna.

Baca juga: Mendiktisaintek ingatkan PTNBH pacu hilirisasi riset, ini tujuannya

Sementara, Program Mahasiswa Berdampak secara khusus menggerakkan potensi kepemimpinan dan empati sosial mahasiswa sebagai aktor pengubah di tengah masyarakat.

Program Mahasiswa Berdampak: Pemberdayaan Masyarakat oleh BEM merupakan terobosan Kemdiktisaintek yang memperkuat posisi mahasiswa sebagai pelaku utama pembangunan sosial, dengan memberikan ruang strategis bagi generasi muda untuk berkontribusi langsung pada pemecahan persoalan-persoalan riil di masyarakat.

Adapun Program Peningkatan Ekosistem Riset dan Inovasi PUI-PT dirancang untuk memperkuat kapasitas kelembagaan pusat unggulan iptek di perguruan tinggi.

Melalui penguatan SDM, sarana riset, tata kelola, dan kemitraan strategis, program ini mendorong PUI-PT menjadi simpul inovasi nasional yang terhubung dengan kebutuhan industri, kebijakan publik, dan masyarakat.

Baca juga: Kemendiktisaintek serukan guru besar implementasikan kampus berdampak

Ketiga program ini menjadi manifestasi nyata dari visi Diktisaintek Berdampak, yaitu pendidikan tinggi harus hadir sebagai solusi bagi rakyat.

Kemdiktisaintek berkomitmen mengawal riset dan pengabdian agar menjadi lokomotif perubahan sosial, ekonomi, dan ekosistem inovasi nasional.

Baca juga: Unand diminta riset terus untuk menemukan bibit unggul gandum

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Bernadus Tokan
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |