Jakarta (ANTARA) - PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) mencetak laba sebesar Rp159,94 miliar pada kuartal I-2025, tertinggi sejak bank bertransformasi menjadi bank dengan layanan digital.
“Kami percaya BNC berada pada jalur yang tepat untuk terus tumbuh dan memberikan hasil yang lebih baik ke depannya,” kata Direktur Utama PT Bank Neo Commerce Tbk Eri Budiono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu.
Dari sisi kualitas kredit, BNC telah menurunkan rasio kredit bermasalah (NPL Gross) menjadi 3,18 persen pada akhir kuartal I-2025, turun 0,76 persen dari 3,94 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Bank juga menjaga NPL Net di level yang cukup rendah, yakni 0,36 persen.
Rasio kecukupan modal (CAR) juga meningkat ke 35,81 persen, dari 31,95 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Rasio efisiensi BOPO turun signifikan menjadi 82,56 persen, turun 16,27 persen dibandingkan 98,83 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara itu, rasio CIR (Cost to Income Ratio) juga membaik menjadi 29,10 persen, dari 31,82 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
ROE (Return on Equity) juga mencatatkan pertumbuhan ke angka 18,51 persen dan ROA (Return on Assets) sebesar 3,61 persen.
Baca juga: Bank Neo Commerce ajak nasabah terapkan 5 langkah jaga keamanan siber
Untuk melanjutkan pertumbuhan, BNC menyusun strategi yang berfokus pada pertumbuhan aset melalui kolaborasi dengan mitra baru dan peluncuran produk-produk inovatif.
Kemudian, pendekatan yang lebih terarah ke segmen nasabah affluent, dengan proposisi nilai yang kuat dan personalisasi layanan sehingga BNC dapat menghadirkan produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Ekspansi di segmen komersial juga menjadi strategi untuk mendorong diversifikasi portfolio dan pendapatan tambahan dari segmen bisnis lain yang sudah berjalan.
Lalu, pemantauan terhadap kualitas aset secara ketat dan berkelanjutan, guna menjaga kesehatan portofolio bank. BNC menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 12 persen hingga 15 persen, dengan fokus pada kredit yang sehat dan terukur untuk menjaga rasio NPL tetap terkendali.
Bank juga akan memperketat manajemen biaya dengan disiplin untuk menjaga efisiensi operasional dan memperkuat profitabilitas.
“Dengan pendekatan ini, kami ingin membangun fondasi yang kuat bagi keberlanjutan bisnis di masa depan,” tutur Eri.
Baca juga: Bank Neo Commerce (BBYB) ubah rugi jadi laba Rp19,88 miliar pada 2024
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2025