Istanbul (ANTARA) - Penyelenggara Global Sumud Flotilla yang menuju Gaza mengatakan pada Rabu bahwa sebuah kapal angkatan laut Israel lainnya mendekati konvoi tersebut, menandai insiden kedua dalam waktu kurang dari 24 jam.
The International Committee to Break the Siege of Gaza, penyelenggara konvoi, menyatakan dalam sebuah unggahan di platform media sosial, X, bahwa sebuah kapal Israel mendekati Alma, kapal utama dalam konvoi tersebut.
“Sebuah kapal Israel mendekati Alma—kapal utama dari Sumud Flotilla. Kapal itu mendekat sebelum akhirnya pergi,” kata pernyataan itu.
Insiden ini terjadi beberapa jam setelah penyelenggara mengatakan bahwa pasukan angkatan laut Israel melakukan “operasi intimidasi” terhadap konvoi tersebut, mengelilingi Alma dan kapal lainnya, Sirius, memutuskan komunikasi, dan memaksa manuver penghindaran untuk menghindari tabrakan.
Upaya Israel ini terjadi saat konvoi bantuan telah mencapai jarak 118 mil laut (218 km) dari Gaza.
“Kami sekarang berada 118 mil laut dari Gaza – hanya 8 mil laut (hampir 15 kilometer) dari tempat Madleen dicegat,” kata konvoi kapal bantuan tersebut melalui saluran Telegram.
Pada Minggu (28/9), lembaga penyiaran publik Israel KAN melaporkan bahwa Israel sedang bersiap untuk menyita kapal-kapal tersebut, mengulang operasi serupa terhadap kapal bantuan Madleen dan Handala yang dicegat Israel pada Juni dan Juli.
Konvoi tersebut, yang sebagian besar membawa bantuan kemanusiaan dan pasokan medis, berlayar beberapa hari lalu dengan tujuan menembus blokade Israel.
Ini adalah pertama kalinya dalam bertahun-tahun puluhan kapal berlayar bersama menuju Gaza, rumah bagi sekitar 2,4 juta warga Palestina dan berada di bawah blokade Israel selama sekitar 18 tahun.
Israel memperketat pengepungan lebih jauh pada 2 Maret dengan menutup semua perbatasan dan memblokir akses makanan, obat-obatan, serta bantuan, yang menyebabkan Gaza dilanda kelaparan meski truk-truk bantuan menumpuk di perbatasannya.
Sejak Oktober 2023, militer Israel telah menewaskan lebih dari 66.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, di Gaza. Pengeboman tanpa henti telah menjadikan wilayah kantong tersebut tidak layak huni dan menyebabkan kelaparan serta penyebaran penyakit.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Global Sumud Flotilla dekati Gaza, peringatkan risiko tinggi
Baca juga: Mengenal Global Sumud Flotilla, armada solidaritas untuk Gaza
Baca juga: Global Sumud Flotilla berlayar dekati Gaza untuk dobrak blokade Israel
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.