Peneliti: Peringatan Hari Kesaktian Pancasila jangan sebatas memorial

2 hours ago 4

Semarang (ANTARA) - Peneliti pendidikan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Hastangka mengingatkan bahwa peringatan Hari Kesaktian Pancasila jangan hanya sebatas memorial, tetapi harus dikontekstualisasikan dengan kondisi bangsa sekarang ini.

"Peringatan Hari Kesaktian Pancasila ini kan terus berulang ya. Semestinya, kita harus kontekskan terus dengan zamannya," katanya, saat dihubungi dari Semarang, Rabu, terkait refleksi Hari Kesaktian Pancasila setiap 1 Oktober.

Di masa lalu, kata dia, Hari Kesaktian Pancasila dimaknai dalam rangka mempertahankan dan membela ideologi negara dari ancaman berbagai ideologi asing yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Pada zaman sekarang, ia mengatakan bahwa Pancasila dimaknai kesaktiannya dengan menumbuhkembangkan dan melaksanakan nilai-nilainya dalam seluruh sistem bernegara.

Ia menyebutkan dalam konteks hukum adalah bagaimana memastikan dan menjamin sistem hukum yang berkeadilan, misalnya hukuman berat bagi koruptor, bukannya malah diberikan amnesti atau justru dibebaskan.

"Jadi, buktikan bahwa Pancasila betul-betul sakti di bidang hukum. Bahwa penegakan hukum harus memberikan rasa keadilan," kata jebolan doktor filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM) yang disertasinya membahas tentang Pancasila itu.

Baca juga: Pramono sebut Hari Kesaktian Pancasila momentum persatuan bangsa

Demikian pula, kata dia, Pancasila harus ditunjukkan kesaktiannya dalam bidang-bidang lainnya, seperti ekonomi, yakni menciptakan ekonomi yang berkeadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Bagaimana membangun sistem ekonomi yang berpihak pada rakyat, yang memberikan rasa keadilan kepada masyarakat," katanya.

Keadilan bidang pendidikan, kata dia, berarti kesaktian Pancasila harus diwujudkan dengan memastikan jangan sampai ada rakyat yang tidak bisa bersekolah.

"Pendidikan itu harus dijamin negara. Pertama, berkualitas, kemudian gratis. Masalah UKT (uang kuliah tunggal) ini kan membuat akses pendidikan semakin terbatas. Tidak semua orang bisa mengakses pendidikan," katanya.

Untuk konteks politik, kata dia, peringatan Hari Kesaktian Pancasila juga harus dimaknai, misalnya dengan mewujudkan politik kebangsaan yang berpihak kepada rakyat.

"Tunjukkan bahwa Pancasila sakti dalam konteks apapun. Kebijakan negara harus betul-betul mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Bahwa hadirnya Pancasila harus diwujudkan dalam kebijakan negara," pungkas Hastangka.

Baca juga: Wamentan: Nilai-nilai Pancasila landasan mencapai kedaulatan pangan

Baca juga: Sulsel jadi "pilot project" aplikasi pengukuran pelembagaan Pancasila

Baca juga: Memelihara Kesaktian Pancasila di Era Global

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Laode Masrafi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |