Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kalimantan Selatan memamerkan pesona alam dan kulinernya dalam pameran dagang China-ASEAN Expo (CAEXPO) 2025 yang berlangsung di Nanning, Provinsi Guangxi, China.
Kepala Dinas Perdagangan Kalimantan Selatan Iwan Bagiawan, usai pembukaan CAEXPO pada Rabu, menyampaikan bahwa Kalimantan Selatan yang menempati Paviliun City of Charm, menghadirkan menonjolkan pesona alam dan kuliner khas Kota Banjarmasin, Kabupaten Tanah Bubu dan Tapin, hingga peluang investasi di sektor pertambangan dan perkebunan.
“Partisipasi ini diharapkan menjadi langkah untuk menjalin kerja sama yang lebih erat dalam bidang perdagangan, investasi, dan kerja sama strategis dengan pemerintah, perusahaan dan masyarakat ASEAN dan khususnya di provinsi Guangxi,” kata Iwan dalam pernyataan yang diterima di Jakarta.
Iwan menuturkan bahwa Kalimantan Selatan dan Guangxi, memiliki sejumlah persamaan dalam banyak hal, seperti sumber daya alam, pertanian, perkebunan dan pertambangan.
Kementerian Perdagangan, sebagai pemimpin delegasi Indonesia, juga menghadirkan Paviliun Komoditas Indonesia di hall yang berbeda dengan yang ditempati Kalimantan Selatan. Pada paviliun tersebut, terdapat 74 booth dengan produk unggulan Indonesia seperti sawit dan turunannya, kerajinan, kopi, cengkeh, buah tropis, furnitur, fesyen, serta potensi wisata.
Ada pula booth masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) dan Telekomunikasi Indonesia (Telin) yang menampilkan menampilkan pencapaian Indonesia di bidang teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan ekosistem ekonomi digital.
Melalui pernyataan yang sama, Wakil Duta Besar Indonesia untuk China, Parulian Silalahi, menyampaikan bahwa kehadiran Indonesia CAEXPO-CABIS 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat rantai pasok global, mendorong ekspor UMKM, dan menarik investasi berkelanjutan.
“Partisipasi Indonesia di CAEXPO-CABIS 2025 bukan sekadar mempromosikan produk, tapi memperkuat kemitraan strategis dengan China dan ASEAN,” ucap Parulian.
Pada CAEXPO 2024, Indonesia berhasil meraih tujuh penghargaan bergengsi, termasuk Best National Pavilion. Prestasi tersebut menjadi modal untuk meraih capaian lebih tinggi pada 2025. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), China tetap menjadi mitra dagang utama Indonesia dengan kontribusi 40,86 persen impor nonmigas pada Januari 2025.
CAEXPO yang digelar bersamaan dengan dan China-ASEAN Business and Investment Summit (CABIS) pada 17-21 September, merupakan platform tahunan kerja sama ekonomi ASEAN-China yang telah berlangsung sejak 2004, sebagai pilar pelaksanaan kesepakatan China ASEAN Free Trade Area (CAFTA).
Acara ini mempertemukan ribuan pelaku usaha, investor, dan pejabat pemerintah, menjadi pintu masuk strategis bagi produk ASEAN di pasar China. Khusus untuk Indonesia, acara ini juga didedikasikan untuk menandai 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Adapun Wakil Presiden China Han Zheng dalam pidatonya menyoroti bahwa China dan ASEAN telah menjadi mitra dagang utama satu sama lain selama beberapa tahun terakhir.
Dari Januari hingga Agustus 2025, volume perdagangan dua arah mencapai 686,78 miliar dolar AS (sekitar Rp11.300 triliun) sebuah peningkatan 8,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Di sisi lain, investasi timbal balik antarnegara juga menunjukkan peningkatan signifikan, telah melampaui 450 miliar dolar AS (Rp7.404 triliun) hingga Juli 2025.
Baca juga: CAEXPO 2025 dibuka, China tekankan ASEAN jadi prioritas di kawasan
Baca juga: Kalsel perluas jangkauan ekspor melalui China-ASEAN Expo 2025
Baca juga: Menyelami vitalitas dan pertukaran di ajang China-ASEAN Expo
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.