Jakarta (ANTARA) - PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 1 (Daop 1) Jakarta siap berkolaborasi bersama Pemerintah Kota Sukabumi untuk membenahi dan mengembangkan kawasan sekitar Stasiun Sukabumi, sekaligus mendorong penguatan transportasi perkotaan.
Executive Vice President (EVP) KAI Daop 1 Jakarta, Yuskal Setiawan, menyatakan kesiapannya berkoordinasi dan berkolaborasi, khususnya dalam penataan jalan, pengelolaan lahan, serta pengembangan potensi wisata berbasis kereta api di Sukabumi, Jawa Barat.
"Kami juga mendorong percepatan pembangunan jalur ganda Bogor–Sukabumi–Bandung yang akan meningkatkan mobilitas masyarakat, kelancaran distribusi logistik, sekaligus pertumbuhan pariwisata,” kata Yuskal dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Baca juga: KAI bongkar 15 bangunan liar di kawasan Rangkasbitung
Ini dilakukan untuk mewujudkan kawasan stasiun yang tertata, modern, serta memberi manfaat luas bagi masyarakat.
Kolaborasi antara KAI Daop 1 Jakarta dan Pemkot Sukabumi nantinya diharapkan dapat mewujudkan percepatan pembangunan jalur ganda (double track) Bogor–Sukabumi–Bandung.
Lalu, integrasi transportasi dengan pusat ekonomi dan pariwisata dan optimalisasi pengelolaan aset serta penataan kawasan stasiun yang humanis dan berkelanjutan.
Adapun langkah kolaborasi tersebut diawali audiensi yang menandai kesepahaman kedua pihak untuk menjaga sekaligus mengoptimalkan fungsi kawasan stasiun sebagai ruang publik, pusat kegiatan ekonomi, dan simpul transportasi perkotaan yang terintegrasi, kata Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko.
Sementara itu, Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki mengatakan dengan adanya kolaborasi ini, kawasan sekitar stasiun dapat ditata lebih tertib, rapi, dan nyaman.
"Selain itu, potensi pariwisata berbasis kereta api juga bisa semakin berkembang untuk menggerakkan perekonomian lokal,” katanya.
Baca juga: KAI Daop 1 berikan edukasi komunitas Petualang Cilik Sukabumi
Baca juga: KAI Daop 1 minta pemda tingkatkan keselamatan di perlintasan KA
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.