Jakarta (ANTARA) - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat laba bersih semester I 2025 sebesar Rp1,18 triliun atau naik 8 persen dari pendapatan pada semester I tahun 2024 sebesar Rp1,10 triliun.
"Laba bersih semester I tahun ini sekitar Rp1,18 triliun, naik 8 persen dibanding dengan semester I tahun 2024," ujar Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Rabu.
Sedangkan untuk pendapatan semester pertama tahun ini tercatat sebesar Rp16,83 triliun atau naik 2 persen dari periode sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp16,58 triliun.
"Untuk semester I tahun 2025 dari sisi pendapatan kami itu naik 2 persen dibanding dengan pendapatan semester I 2024," kata Bobby.
Sedangkan untuk EBITDA KAI pada semester pertama tahun ini tercatat Rp4 triliun atau naik cukup signifikan 18 persen dibanding dengan semester 1 2024 sebesar Rp3,45 triliun.
Kemudian kontribusi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) PT KAI hingga semester I tahun ini tercatat sebesar Rp900 miliar.
Bobby optimistis KAI dapat melampaui angka PNBP tersebut pada 4,5 bulan ke depan.
"Kita masih punya 4,5 bulan ke depan untuk melampaui itu. Dan kalau kita lihat juga untuk yang pajaknya itu sekitar Rp3,5 triliun," katanya.
Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan moda transportasi kereta api bisa menjadi salah satu kunci penting dalam misi pencapaian nol emisi nasional pada 2060.
Berdasarkan kajian Asian Transport Outlook 2024, sektor perkeretaapian hampir tidak memberikan kontribusi pada emisi CO2 nasional. Sebaliknya, transportasi jalan menyumbang 89,7 persen, transportasi laut 5,5 persen, dan transportasi udara sebesar 4,8 persen.
Menurut AHY, untuk mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan maka diperlukan investasi revitalisasi infrastruktur perkeretaapian di Indonesia, termasuk pula elektrifikasi dan perbaikan lebih dari 75 jembatan kereta api yang kritis karena sebagian besar berusia lebih dari 100 tahun.
Dirinya menegaskan pembangunan infrastruktur, terutama di sektor transportasi, menjadi salah satu agenda prioritas pembangunan nasional.
AHY mengatakan transportasi memiliki peran vital dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, pembangunan daerah dan keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, sektor ini menjadi skala prioritas pembangunan nasional.
Indonesia terus berinvestasi dalam membangun konektivitas yang lebih kuat di seluruh kawasan, mulai dari Sumatera hingga Papua.
Hal itu ditujukan agar mempermudah atau mempercepat pergerakan barang dan orang, serta mendukung pertumbuhan yang merata dan inklusif di seluruh kepulauan.
Baca juga: KAI: 1,7 juta warga Jabodetabek manfaatkan tarif Rp80 saat HUT RI
Baca juga: KAI catat volume angkutan penumpang semester I sebanyak 236 juta orang
Baca juga: KAI Siapkan KA Khusus Petani dan Pedagang, Perkuat Akses dan Gerak Ekonomi Masyarakat
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.