Beijing (ANTARA) - Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengatakan bahwa negaranya akan bekerja sama dengan Afghanistan untuk bersama-sama mengatasi masa sulit ini dan mengirimkan pasokan bantuan bencana ke daerah-daerah yang dilanda gempa bumi sesegera mungkin.
Lin menyampaikan pernyataan tersebut dalam konferensi pers rutin ketika ditanya mengenai tanggapan China setelah gempa bumi melanda Afghanistan pada 31 Agustus larut malam.
Lin mengatakan China mengikuti dengan saksama informasi tentang gempa tersebut.
Pada 1 September, Presiden China Xi Jinping, saat memimpin Pertemuan Organisasi Kerja Sama Shanghai (Shanghai Cooperation Organization/SCO) Plus di Tianjin, menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas para korban jiwa akibat gempa dan simpati kepada mereka yang kehilangan orang-orang terkasih dan kerabat di daerah terdampak bencana.
Menurut Lin, Presiden Xi juga berharap agar pemerintah dan rakyat Afghanistan dapat melewati masa sulit ini dan segera membangun kembali rumah mereka.
"Pemerintah China mengumumkan akan memberikan bantuan kemanusiaan darurat senilai 50 juta yuan (1 yuan = Rp2.292), sekitar 7,04 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp16.348), kepada Afghanistan untuk bantuan gempa bumi, termasuk tenda, selimut, terpal, makanan, dan perlengkapan lain yang sangat dibutuhkan," kata Lin.
Lebih lanjut Lin menambahkan bahwa batch pertama bantuan telah tiba di Kabul pada Minggu (7/9) menggunakan pesawat, dan pasokan lainnya akan dikirim dalam beberapa hari mendatang.
Menurut dia, pihak Kedutaan Besar China, lembaga-lembaga China, serta Asosiasi Tionghoa Perantauan di Afghanistan telah menggalang dan menyumbangkan dana serta pasokan bantuan. Dia mengatakan bahwa Perhimpunan Palang Merah China juga telah memberikan bantuan tunai kepada Perhimpunan Bulan Sabit Merah Afghanistan.
"Afghanistan selalu menjadi tetangga yang bersahabat dan mitra kerja sama strategis China. Kami yakin di bawah kepemimpinan pemerintah Afghanistan, rakyat Afghanistan akan bersatu serta pulih dan membangun kembali pascabencana sesegera mungkin," ujar Lin.
Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.