Jakarta (ANTARA) - Sutradara Joko Anwar mengatakan kerap memasukkan unsur warna untuk menggambarkan suasana yang terjadi di dalam film dan menyampaikan pesan dari film tersebut, salah satunya pada saat pembuatan film “Pengepungan di Bukit Duri”.
“Kita menentukan color palette, kalau bikin film dunianya ditentukan ya warna utamanya apa, kalau teman-teman lihat di film Pengepungan di Bukti Duri sekolahnya main colors-nya itu adalah shades of grey, jadi betul-betul grey dan turunan-turunannya,” katanya dalam acara New Balance Grey Days 2025 di Jakarta, Jumat.
Joko mengatakan unsur warna dalam film dapat membangkitkan suasana yang ingin disampaikan, baik horor ataupun yang lainnya. Joko mengatakan seperti warna abu-abu yang merupakan warna kalem dan ‘tidak berisik’, bisa menyampaikan bahwa karakter dalam film memiliki andil sama dalam bercerita dan tidak ada yang menonjol sendiri.
Baca juga: Joko Anwar: Bantuan pendanaan ekraf perlu disertai pembekalan keahlian
Selain itu warna abu-abu juga bukan hanya warna secara fisik tapi bisa menjadi ‘jiwa’ dari film itu sendiri. Esensi dari warna abu-abu yang ‘tidak berisik’ juga ia hadirkan dalam film “Pengabdi Setan” dengan tidak menghadirkan banyak jumpscare dari karakter hantu.
Ia mengatakan, warna abu-abu juga melekat dalam kesehariannya saat berpakaian. Menurutnya warna abu-abu bisa sangat serbaguna dan menunjukkan suatu produk tidak harus berwarna cerah untuk bisa disukai.
Baca juga: Joko Anwar bagikan cara jaga sepatunya tetap bersih
“Menurut aku grey is a statement, bahwa This is me, nggak perlu tampil mencolok seperti shiny objects tapi say a lot of things, kayak film-film yang coba dibikin setiap saat,” katanya.
Sebagai sineas, ia pun merasa beruntung dapat menyampaikan pesan yang akhirnya bisa menjadi pemantik diskusi khalayak yang menonton filmnya, seperti isu kekerasan pada anak.
Baca juga: Sinopsis film bioskop "Pengepungan di Bukit Duri" karya Joko Anwar
Baca juga: Joko Anwar sebut kualitas film Indonesia semakin meningkat
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025