Jakarta (ANTARA) - Menjaga kesehatan mata bukan hanya soal pola hidup sehat, tetapi juga penting untuk memahami jenis-jenis pemeriksaan yang dapat membantu mendeteksi gangguan penglihatan sejak dini.
Banyak orang baru menyadari adanya masalah pada mata ketika kondisinya sudah cukup parah. Padahal, berbagai pemeriksaan mata dapat dilakukan secara rutin untuk mencegah risiko yang lebih besar di kemudian hari.
Berikut ini akan mengulas beragam jenis pemeriksaan mata yang umum dilakukan, agar Anda dapat lebih waspada dan peduli terhadap kesehatan indera penglihatan, yang telah dihimpun dari berbagai sumber.
Baca juga: Tips rawat mata sejak dini agar penglihatan sehat
Macam-macam pemeriksaan mata
1. Pemeriksaan fisik mata
Ini merupakan langkah awal dalam mengevaluasi kondisi mata secara menyeluruh. Dokter akan memakai alat bernama slit lamp (lampu celah) untuk mengamati struktur bagian depan mata, seperti kelopak, bulu mata, kornea, iris, sklera, dan lensa.
Apabila pemeriksaan lanjutan dibutuhkan untuk bagian dalam mata, dokter akan melakukan oftalmoskopi atau funduskopi. Alat ini memungkinkan dokter melihat bagian belakang bola mata seperti retina, saraf optik, dan koroid. Umumnya, pasien akan diberi tetes mata untuk melebarkan pupil agar area dalam mata terlihat lebih jelas saat pemeriksaan.
2. Tes ketajaman visual
Tes ini dilakukan untuk mengukur seberapa jelas penglihatan Anda. Dikenal juga sebagai pemeriksaan visus, biasanya dilakukan menggunakan bagan Snellen yang berisi huruf atau angka dalam berbagai ukuran.
Pemeriksaan ini dapat membantu mendeteksi rabun jauh (miopi), rabun dekat (hipermetropi), atau gangguan penglihatan lainnya. Hasilnya bisa digunakan untuk meresepkan kacamata atau lensa kontak yang sesuai kebutuhan penglihatan Anda.
3. Tes buta warna
Buta warna seringkali tidak disadari, terutama jika masih dalam tingkat ringan. Tes ini penting untuk mengidentifikasi apakah seseorang memiliki kesulitan membedakan warna tertentu.
Metode yang sering digunakan adalah tes Ishihara, di mana Anda diminta membaca angka atau pola tertentu dari gambar yang terdiri dari titik-titik berwarna. Jika sulit mengenali pola, bisa jadi ada gangguan persepsi warna.
Baca juga: Periksa mata sejak kapan? Ini panduan berdasarkan usia dan risiko
4. Pemeriksaan gerakan mata
Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi kerja otot-otot yang menggerakkan bola mata. Dokter akan meminta Anda mengikuti arah benda kecil seperti pulpen atau cahaya senter yang digerakkan ke berbagai arah. Dari sini dapat diketahui apakah ada masalah seperti kelemahan otot atau koordinasi yang terganggu dalam pergerakan mata.
5. Pemeriksaan dengan lampu celah (Slit lamp)
Slit lamp merupakan mikroskop khusus yang dilengkapi dengan cahaya kuat untuk melihat bagian luar dan dalam mata. Alat ini membantu dokter menelusuri kondisi kelopak, bulu mata, kornea, iris, hingga ruang cairan antara kornea dan iris.
Sering kali, dokter juga menggunakan cairan pewarna seperti fluorescein untuk melihat permukaan mata secara lebih rinci, misalnya untuk mendeteksi adanya luka kecil atau sel rusak.
6. Tes tekanan bola mata (Tonometri)
Tes ini digunakan untuk mengukur tekanan intraokular (dalam bola mata), yang berguna untuk mendeteksi risiko glaukoma. Terdapat dua jenis metode:
• Tonometri aplanasi: Dokter menyentuhkan alat khusus bernama tonometer ke permukaan kornea mata. Namun Anda tidak akan merasakan sakit karena telah diberi obat bius.
• Tonometri non-kontak: Tekanan mata diukur melalui hembusan udara, tanpa menyentuh mata secara langsung.
7. Pemeriksaan lapang pandang
Tes ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mata Anda melihat objek di sisi kanan, kiri, atas, dan bawah, tanpa menggerakkan bola mata atau kepala.
Biasanya, salah satu mata akan ditutup dan Anda diminta fokus melihat ke satu titik. Kemudian dokter menggerakkan objek dari berbagai arah untuk mengecek seberapa luas area yang dapat Anda lihat.
Baca juga: Wajib tahu! 5 kebiasaan yang bisa rusak mata anak dan cara mencegahnya
Baca juga: Ingin mata tetap sehat? Coba rekomendasi 6 makanan ini di rumah
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025