Sucor AM: Pahami kondisi makroekonomi untuk gali peluang investasi 

11 hours ago 3
Kita sedang berada di fase di mana transisi nasional dan dinamika global akan membentuk arah baru performa dan pasar keuangan di Indonesia

Jakarta (ANTARA) - Manajer investasi PT Sucorinvest Asset Management (Sucor AM) mengajak masyarakat atau investor untuk memahami arah kebijakan pemerintahan baru, kondisi makroekonomi, guna menggali peluang investasi yang relevan di tengah dinamika domestik dan global.

“Kita semua sedang berada di fase penting di mana transisi nasional dan dinamika global akan membentuk arah baru bagi performa dan pasar keuangan di Indonesia," kata CEO Sucor AM Jemmy Paul Wawointana dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Jemmy menuturkan tidak hanya perubahan dalam negeri dan kepemimpinan internasional seperti perubahan tarif dari Amerika Serikat (AS), suku bunga global, hingga tensi geopolitik menjadi faktor penting dalam mengambil keputusan investasi ke depan.

"Di tengah berbagai ketidakpastian ini, kami percaya bahwa investor membutuhkan arahan yang relevan, pandangan yang objektif dan strategi yang bisa diandalkan,” ujar Jemmy.

Menurut dia, dinamika global seperti kebijakan suku bunga bank sentral AS atau The Fed, ketegangan geopolitik, perang tarif, serta pergeseran tren investasi global turut membentuk lanskap ekonomi domestik yang semakin kompleks.

Hal itu disampaikan Jemmy dalam gelaran The Sucor Stage bertajuk Market Outlook 2025: Navigating Investments in New Regime pada Kamis (17/4) di Jakarta, yang menghadirkan antara lain ekonom dan fund manager.

Pada acara itu, Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto memberikan pandangan yang optimistis terhadap instrumen obligasi meskipun suku bunga global masih fluktuatif.

"Kepemilikan asing pada obligasi hanya sekitar 14 persen. Ini yang menjelaskan mengapa guncangan global yang signifikan tidak terlalu berdampak pada pasar obligasi, karena tekanan jual dari asing juga jauh berkurang. Hal ini membuat kami cukup positif terhadap kondisi global saat ini. Sejujurnya, pasar obligasi masih bisa menjadi pilihan investasi yang menarik,” ujarnya.

Sementara itu, pakar ekonomi syariah yang juga Wakil Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Adiwarman Karim menyampaikan pesan penting kepada investor untuk tidak hanya ikut-ikutan dalam berinvestasi atau berbisnis.

“Karena itu, penting untuk terus bergerak maju. Apa yang dia bilang itu benar, jangan hanya ikut-ikutan. Namun, kita harus mempelajarinya dengan benar. Seperti yang sering saya katakan, perhatikan dulu fundamentalnya. Setelah itu, amati pasar. Kalau kita cuma ikut-ikutan tanpa pemahaman yang matang, kita hanya akan mengikuti tren tanpa arah yang jelas,” tuturnya.

Selain itu, para fund manager menyoroti pentingnya pendekatan investasi yang disesuaikan dengan profil risiko dan horizon waktu investor.

Dalam paparannya, tim Sucor AM merekomendasikan sejumlah produk unggulan yang relevan di tengah kondisi pasar saat ini, antara lain Sucorinvest Equity Fund (SEF) untuk investor agresif di saham berfundamental kuat, Sucorinvest Money Market Fund (SMMF) untuk investor konservatif dengan kebutuhan likuiditas tinggi, serta Sucorinvest Monthly Income Fund (SMIF) untuk mengambil peluang pada obligasi Indonesia dengan fitur pembagian hasil investasi bulanan.

Produk berbasis indeks seperti Sucor IDX30 Fund juga dipandang menarik untuk strategi investasi jangka menengah hingga panjang.

Dengan dana kelolaan sebesar Rp26,7 triliun pada Maret 2025, penetrasi Reksa Dana Sucor AM telah menjangkau lebih dari 2,2 juta investor dan masih terus berkembang.

Baca juga: Dana kelolaan Sucor AM capai Rp25,1 triliun per 24 Januari 2025

Baca juga: Sucor AM bidik dana kelolaan reksa dana Rp30 triliun

Baca juga: Sucor AM gandeng Bank SMBC kerja sama distribusikan produk reksa dana

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |