Jangan nekat, ini 8 bahaya fatal jika naik gunung tanpa persiapan

2 months ago 24

Jakarta (ANTARA) - Tren “naik gunung demi hits di medsos” semakin marak dan memunculkan fenomena yang dikenal sebagai pendaki FOMO (Fear of Missing Out). Mereka cenderung mendaki bukan karena minat atau kesiapan, melainkan karena dorongan ingin tampil eksis di dunia maya.

Banyak pendaki pemula terjebak dalam pola ini dan mengabaikan persiapan penting demi eksistensi online. Padahal, kurangnya persiapan bisa berujung pada konsekuensi serius, bahkan fatal, baik bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya.

Dengan demikian, berikut delapan bahaya yang mengintai mereka yang nekat naik gunung tanpa persiapan matang, diantaranya yaitu:

1. Tersesat di medan belantara

Pendaki FOMO sering mengabaikan pemahaman rute, membuat mereka mudah kehilangan arah dan berjalan ke jalur berbahaya, bahkan jurang.

2. Hipotermia dan kedinginan ekstrem

Tanpa pakaian hangat dan perlindungan bawaan, tubuh bisa cepat kehilangan panas ditandai menggigil, kebingungan, hingga penurunan kesadaran.

3. Kekurangan oksigen dan penyakit ketinggian

Setiap 1.000 m kenaikan, kadar oksigen turun 10 persen. Gejalanya: pusing, mual, hingga edema paru (HAPE) dan otak (HACE) yang bisa berujung fatal.

4. Hipoksia telinga (barotrauma) & vertigo

Perubahan tekanan mendadak bisa menyebabkan nyeri telinga, berdengung, bahkan vertigo yang membahayakan koordinasi.

5. Terjatuh, terpeleset, dan longsor

Jalur curam berbatu licin, batu jatuh, atau bebatuan longgar jadi penyebab utama kecelakaan fatal.

6. Dehidrasi & kekurangan logistik

Ketersediaan air terbatas dan pemilihan makanan tidak tepat bisa menyebabkan keracunan makanan dan kolaps di tengah jalan.

7. Cedera fisik dan kram otot

Kurangnya latihan fisik menimbulkan risiko cedera seperti terkilir, otot tegang, kram, hingga patah tulang.

8. Dampak sosial & ekologis

Pendaki FOMO kerap abai soal buang sampah, buang hajat sembarangan, dan merusak wilayah sensitif akibatnya lingkungan dan citra pendakian terganggu.

Dengan demikian, pendakian bukan sekadar tontonan atau konten. Itu adalah tantangan fisik dan mental yang membutuhkan persiapan matang. Jangan sampai FOMO mengubah alam menjadi panggung pamer dan diri sendiri menjadi objek bahaya.

Nikmati gunung dengan bijak, siapkan rencana, tim, perlengkapan, serta sikap hormat terhadap alam. Lakukan pendakian bukan demi “hits di Instagram”, tetapi demi keselamatan dan makna sejati di setiap langkah perjalanan.

Baca juga: PVMBG: Status Gunung Ile Lewotolok naik level jadi Siaga

Baca juga: Waktu terbaik mendaki Gunung Rinjani: Panduan lengkap musim dan cuaca

Baca juga: 7 tips mendaki Gunung Rinjani: Nyaman dan aman bagi pemula

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |