Jangan buang sampah sembarangan, mikroplastik sulit dideteksi di laut

3 hours ago 4

Jakarta (ANTARA) - Laut kita adalah rumah bagi jutaan makhluk hidup yang kini menghadapi ancaman besar yang kian hari semakin memburuk.

Mikroplastik, partikel plastik berukuran sangat kecil, telah mencemari perairan di seluruh dunia. Setiap tahun, jutaan ton sampah plastik berakhir di lautan dan terurai menjadi mikroplastik yang tersebar mulai dari permukaan laut hingga ke dasar samudra.

Masalah ini bukan hanya mengancam keseimbangan ekosistem laut, tapi juga bisa berdampak pada rantai makanan dan kesehatan manusia.

Baca juga: Permen karet juga bisa melepaskan mikroplastik menurut studi

Mikroplastik tersebar di lautan di seluruh dunia

Para peneliti meyakini bahwa mikroplastik sudah tersebar di lautan di seluruh dunia. Berbeda dengan sampah plastik besar yang mudah terlihat, mikroplastik berbentuk serpihan kecil yang sulit ditemukan. Karena ukuran yang sangat kecil dan arus laut yang terus bergerak, partikel mikroplastik ini berpindah-pindah seperti confetti yang terapung di air.

Sampai sekarang, para ilmuwan masih berusaha mencari tahu di mana saja titik-titik kumpulan mikroplastik di lautan. Caranya, dengan melacak dari mana sampah plastik berasal dan ke mana arahnya terbawa arus laut. Selama ini, kita mungkin lebih sering melihat hewan laut seperti kura-kura atau lumba-lumba yang terlilit plastik besar. Tapi, mikroplastik justru lebih berbahaya karena tak kasat mata.

Makhluk kecil seperti plankton, larva ikan, hingga kerang dan tiram bisa ikut menelan mikroplastik saat menyaring air laut. Masalahnya, hewan-hewan ini adalah bagian dari rantai makanan, dan beberapa di antaranya juga dikonsumsi manusia. Para ilmuwan kini tengah meneliti jenis mikroplastik mana yang paling berbahaya, serta seberapa banyak partikel ini yang masuk ke tubuh hewan laut dan manusia.

Baca juga: Rekomendasi barang dapur untuk kurangi paparan mikroplastik di makanan

Kondisi mikroplastik di laut saat ini

Salah satu gambaran nyata betapa parahnya pencemaran plastik di laut bisa kita lihat di Great Pacific Garbage Patch, yaitu kumpulan sampah plastik dan mikroplastik yang terapung di Samudra Pasifik bagian utara.

Mengutip dari laman earth.org, sebuah studi pada tahun 2021 mencatat ada sekitar 24,4 triliun partikel mikroplastik yang tersebar di permukaan lautan dunia. Jika ditimbang, beratnya diperkirakan mencapai 82.000 hingga 578.000 ton, setara dengan 30 miliar botol plastik berukuran 500 ml.

Meskipun dampak mikroplastik terhadap manusia melalui air minum mungkin masih belum terlalu terlihat, keberadaan partikel kecil ini sudah terbukti berbahaya bahkan bisa mematikan bagi berbagai jenis hewan laut.

Data menunjukkan bahwa lebih dari 55% spesies laut mengalami kasus terlilit plastik yang menyebabkan mereka mati lemas, tenggelam, atau mengalami cedera serius. Tak hanya itu, ancaman lain yang tak kalah besar adalah tertelannya mikroplastik oleh hewan laut, yang berkontribusi terhadap 31% kasus kematian hewan laut akibat plastik.

Kondisi ini menunjukkan bahwa masalah plastik di lautan bukan lagi hal sepele. Mikroplastik yang tak terlihat mata ini perlahan-lahan merusak ekosistem laut dan mengancam rantai makanan, yang pada akhirnya bisa berdampak pada manusia juga.

Baca juga: Zat dalam mikroplastik dan dampaknya terhadap kesehatan manusia

Baca juga: Ancaman mikroplastik, KLH dukung Bali larang air minum kemasan kecil

Pewarta: Allisa Luthfia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |