Jamaah calon haji diinapkan sesuai syarikah yang melayani di Makkah 

5 hours ago 4

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agama (Kemenag) mengatakan jamaah calon haji tak diinapkan berdasarkan kelompok terbang (kloter) saat berada di Makkah, akan tetapi sesuai dengan syarikah yang melayani di tempat itu, sesuai dengan sistem terkini diterapkan Pemerintah Arab Saudi.

Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag Muchlis Hanafi dalam keterangan diterima di Jakarta, Senin, menjelaskan awalnya secara ideal jamaah satu kloter dilayani satu syarikah atau perusahaan layanan haji sehingga diinapkan dalam satu hotel yang sama saat di Makkah.

Namun, katanya, ada sejumlah hal yang membuat rencana itu tak dapat dilakukan.

Dia mengatakan ada beberapa persoalan, seperti terlambat visa haji beberapa anggota jamaah hingga berujung anggota dalam satu kloter terpisah di beberapa syarikah.

Ia menjelaskan Kemenag telah berupaya agar jamaah dari satu kloter tetap menginap di satu hotel yang sama saat di Madinah meski ditangani syarikah berbeda.

"Terkait kloter campuran ini, satu kloter terdiri dari jamaah berbagai syarikah. Kita tahun ini penyediaan layanan haji bagi jamaah kita di Arab Saudi dilakukan delapan syarikah. Idealnya satu kloter dilayani satu syarikah, one kloter one syarikah. Idealnya begitu," kata dia.

Baca juga: Ketua Komisi VIII harap penginapan haji dihuni tiga orang per kamar

Akan tetapi, katanya, jamaah harus diinapkan sesuai dengan syarikah yang melayani saat di Makkah. Hal inilah yang membuat jamaah dari satu kloter menginap terpisah di beberapa hotel saat tiba di Makkah.

"Karena layanan di Makkah ini berbasis syarikah maka konsekuensinya penempatan jamaah di hotel juga disesuaikan berdasarkan syarikah penyedia layanan," ujar Ketua Petugas Penyelanggara Ibadah Haji (PPIH) ini.

Muchlis menjamin hal tersebut tidak akan mengurangi hak jamaah calon haji Indonesia.

Dia mengatakan seluruh layanan mulai dari penginapan, konsumsi, hingga transportasi akan diberikan sesuai standar yang telah ditetapkan.

Dia menjelaskan penempatan jamaah di hotel sesuai syarikah akan memudahkan saat pelaksanaan wukuf di Arafah hingga mabit di Muzdalifah dan Mina atau Armuzna yang merupakan puncak haji.

Dia menyebut seluruh layanan di Armuzna diatur oleh syarikah.

"Penataan berbasis syarikah ini justru akan memperkuat efektivitas layanan. Jadi memang Kementerian Haji itu strict (ketat). Harus berbasis syarikah. Harapan mereka lebih efektif diberikan terutama fase Armuzna ya, ini fase yang paling krusial," ucapnya.

Kemenag telah berkoordinasi dengan delapan syarikah agar calon haji yang suami istri, lansia, atau disabilitas yang berangkat dengan pendamping bisa diinapkan di hotel yang sama meski berbeda syarikah.

Dia menyebut urusan kemanusiaan juga menjadi fokus para syarikah.

"Faktor kemanusiaan itu tidak bisa diabaikan. Mereka sangat memperhatikan itu," ucapnya.

Baca juga: Jamaah diminta pakai kain ihram dari penginapan jelang miqot

Baca juga: Kemenag: Bus shalawat bebas pungli, jamaah tak perlu beri tip

Pewarta: Mecca Yumna, Andika Wahyu Widiantoro
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |