Moskow (ANTARA) - Pemerintah Qatar dilaporkan berencana memberi sebuah pesawat jet jumbo Boeing 747 kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk "penggunaan sementara".
Namun demikian, menurut atase media Qatar untuk AS Ali Al-Ansari pada Senin, keputusan itu masih belum pasti.
"Kemungkinan transfer sebuah pesawat untuk penggunaan sementara sebagai Air Force One tengah dipertimbangkan antara Departemen Pertahanan Qatar dan Departemen Pertahanan AS," kata Al-Ansari kepada Politico.
"Namun demikian, hal tersebut masih dikaji oleh bagian legal masing-masing departemen, sehingga belum ada keputusan yang dibuat," ucap pejabat Qatar itu.
Pada Minggu (11/5), Axios melaporkan bahwa anggota DPR AS dari Partai Demokrat, Ritche Torres, mendesak diadakan penyelidikan terhadap laporan bahwa Trump berencana menerima sebuah pesawat mewah Boeing 747-8.
Baca juga: Orang kepercayaan Donald Trump minta uang 1 juta dolar ke Qatar
Menurut laporan, pesawat seharga 400 juta dolar AS tersebut diniatkan sebagai hadiah dari keluarga kerajaan Qatar kepada Trump.
Sementara, ABC News dalam laporannya juga pada Minggu menyatakan bahwa pesawat yang dikenal sebagai "Istana terbang" itu rencananya akan menjadi pesawat kepresidenan resmi AS hingga akhir masa jabat Trump.
Setelah Trump selesai menjabat, kepemilikan pesawat akan dialihkan kepada yayasan perpustakaan kepresidenan Trump, sehingga ia tetap dapat menggunakan pesawat tersebut saat purnatugas.
Menurut kajian Gedung Putih, tindakan demikian bukan merupakan suatu tindak penyuapan menurut hukum AS.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Boeing raih kontrak Air Force One senilai 3,9 miliar dolar Amerika Serikat
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025