Gencatan Senjata India-Pakistan Beri Kelegaan bagi Penduduk Setempat

5 hours ago 2

New Delhi (ANTARA) - Penduduk di dekat daerah perbatasan dan Garis Kontrol (Line of Control/LoC) antara India dan Pakistan pada Minggu (11/5) terbangun di pagi hari yang tenang, karena senjata-senjata kini membisu empat hari setelah konflik militer yang terus menerus antara kedua pihak.

Ketenangan yang menggelisahkan ini memberi kelegaan bagi penduduk di kedua negara, terutama mereka yang tinggal di daerah perbatasan.

Gencatan senjata yang dicapai oleh kedua negara bertetangga ini tampaknya masih berlanjut, meskipun muncul tuduhan pelanggaran gencatan senjata dari kedua belah pihak.

Beberapa jam setelah pengumuman gencatan senjata pada Sabtu (10/5) sore waktu setempat, sejumlah ledakan keras terdengar di wilayah Kashmir yang dikuasai India.

"Selama beberapa jam terakhir, telah terjadi pelanggaran berulang kali terhadap kesepahaman yang tercapai sebelumnya pada malam ini antara Direktur Jenderal Operasi Militer (Director General of Military Operations/DGMO) India dan Pakistan. Ini merupakan pelanggaran terhadap kesepahaman yang tercapai sebelumnya hari ini," kata Menteri Luar Negeri India Vikram Misri dalam sebuah taklimat pers pada Sabtu malam.

Menanggapi komentar Misri, Pakistan menyatakan komitmennya untuk tetap setia melaksanakan perjanjian gencatan senjata dengan India, meskipun ada tuduhan pelanggaran yang dilakukan India di beberapa wilayah.

Sejauh ini, tidak ada laporan mengenai penembakan dari mana pun di antara kedua negara.

(Xinhua)

Sejumlah laporan dari Srinagar dan Jammu serta negara bagian Punjab dan Rajasthan yang bertetangga mengatakan bahwa ketenangan kembali terasa di jalanan, dan orang-orang terlihat sibuk dengan kegiatan rutin mereka. India dan Pakistan saling menargetkan satu sama lain dengan rudal dan drone, serta terus melakukan tembak-menembak sengit di wilayah yang berdekatan dengan perbatasan dan LoC.

"Sejak Minggu pagi, terasa ketenangan di sini dan juga di perbatasan, dan ini memberikan rasa lega dan aman. Namun, tidak ada yang tahu berapa lama ketenangan ini akan bertahan," kata Amjad Hussain, seorang penduduk di Jammu. "Kita harus tetap waspada. Beberapa hari terakhir ini sangat kacau dan mencekam."

Pada Minggu pagi waktu setempat, toko-toko mulai dibuka kembali, dan orang-orang terlihat melanjutkan kegiatan mereka sehari-hari.

"Kami ingin sekali pulang ke kampung halaman kami, Uri. Pengumuman kemarin sangat melegakan," kata Mumtaz Ahmad. "Jika semuanya tetap damai, kami pasti akan pulang besok."

Ahmad dan keluarganya mengungsi ke Srinagar untuk sementara waktu pada Kamis (8/5) setelah peluru artileri menghujani kawasan permukiman mereka di dekat LoC di kota perbatasan Uri.

LoC merupakan perbatasan de facto yang membagi Kashmir menjadi bagian yang dikuasai India dan bagian yang dikuasai Pakistan. LoC dijaga ketat oleh militer di kedua negara.

Gowhar Geelani, seorang penulis dan pakar Asia Selatan yang berspesialisasi dalam isu India dan Pakistan, menilai gencatan senjata ini sebagai kelegaan besar bagi penduduk kedua negara.

"Meningkatnya eskalasi menandakan pergeseran yang menghancurkan menuju situasi yang lebih berbahaya, termasuk kemungkinan penggunaan nuklir terbatas, sehingga mengancam perdamaian, stabilitas, dan keamanan seluruh kawasan Asia Selatan," kata Geelani kepada Xinhua.

"Sangat jelas bahwa kekuatan-kekuatan dunia memainkan peran di balik layar untuk meyakinkan kedua kekuatan nuklir tersebut agar mempertimbangkan deeskalasi guna memberikan kesempatan bagi perdamaian dan dialog. Gencatan senjata ini merupakan kelegaan besar bagi penduduk yang tinggal di perbatasan di kedua sisi," kata Geelani.

(Xinhua)

India dan Pakistan saling menargetkan satu sama lain dengan rudal dan drone, serta terus melakukan tembak-menembak sengit di wilayah yang berdekatan dengan perbatasan dan LoC.

Mereka juga saling menyerang pangkalan udara satu sama lain selama pertempuran itu, sehingga memperuncing ketegangan ke tingkat yang lebih berbahaya.

Penggunaan rudal, drone, senjata jarak jauh, dan drone bunuh diri (loitering munition) oleh militer kedua negara itu menyebabkan jatuhnya korban warga sipil, selain merusak rumah-rumah penduduk dan bangunan lainnya di kedua negara.

Eskalasi ini juga memaksa kedua negara menutup bandara untuk lalu lintas sipil, sehingga mengakibatkan pembatalan penerbangan.

Penduduk di daerah perbatasan terpaksa meninggalkan rumah mereka dan mencari lokasi yang lebih aman.

Pertempuran antara kedua negara bermula pada Rabu (7/5) setelah New Delhi melancarkan serangan udara mematikan di dalam wilayah Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan, sehingga memicu respons keras dari Islamabad.

Serangan udara tersebut dilakukan untuk membalas pembunuhan 26 orang oleh kelompok bersenjata di Pahalgam, yang terletak sekitar 89 km di timur Srinagar, ibu kota musim panas Kashmir yang dikuasai India.

New Delhi menuduh Islamabad mendukung kelompok bersenjata tersebut. Islamabad membantah tuduhan itu.

Penerjemah: Xinhua
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |