Iran janjikan respons proporsional jika Eropa aktifkan lagi sanksi PBB

5 hours ago 3

Istanbul (ANTARA) - Iran pada Senin (14/7) berjanji akan memberikan respons yang proporsional dan tepat jika negara-negara Eropa yang menandatangani kesepakatan nuklir 2015 mengaktifkan kembali sanksi PBB melalui mekanisme snapback.

Dalam konferensi pers di Teheran, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, mengkritik ancaman terbaru dari Inggris, Prancis, dan Jerman yang ingin mengaktifkan mekanisme snapback yang dapat memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran berdasarkan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231.

Baqaei menggambarkan posisi Eropa tersebut sebagai tindakan politis dan bertentangan dengan Republik Islam.

“Secara alami, ini akan dibalas dengan respons yang proporsional dan sesuai,” katanya dalam pernyataan yang dikutip Kantor Berita Iran IRNA.

Mekanisme snapback memungkinkan diberlakukannya kembali sanksi-sanksi yang sebelumnya dicabut berdasarkan kesepakatan nuklir 2015 jika Teheran melanggar komitmen nuklirnya.

Namun Baqaei menyatakan bahwa serangan bulan lalu oleh AS dan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran telah merusak landasan hukum dan politik dari mekanisme tersebut.

“Menggunakan mekanisme ini tidak memiliki justifikasi hukum, politik, maupun moral,”ucapnya.

“Para pihak di Eropa terus mencoba menggunakannya sebagai alat untuk melanggar kewajiban mendasar mereka,” tambahnya.

Juru bicara tersebut menegaskan kembali posisi Iran bahwa mereka tetap berkomitmen pada perjanjian nuklir tersebut meskipun menghadapi apa yang disebutnya “pelanggaran berat” oleh AS dan negara-negara Eropa.

Ia mencatat bahwa Iran “terpaksa mengurangi komitmennya secara bertahap, sebuah hak yang telah tercantum, dalam teks kesepakatan, sebagai tanggapan terhadap pelanggaran berat oleh Amerika Serikat dan pihak-pihak Eropa.”

Perjanjian tahun 2015 tersebut ditandatangani oleh Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB yakni China, Prancis, Rusia, Inggris, dan AS, ditambah Jerman. Perjanjian tersebut membatasi jumlah cadangan uranium yang diperkaya Iran menjadi 202,8 kilogram dengan tingkat pengayaan rendah.

AS secara sepihak menarik diri dari kesepakatan tersebut pada 8 Mei 2018, selama masa jabatan pertama Presiden Donald Trump, dan kembali menerapkan sanksi besar-besaran terhadap Teheran.

Pada 13 Juni, Israel, dengan dukungan AS, meluncurkan serangan selama 12 hari terhadap Iran yang menargetkan situs militer, nuklir, dan sipil, serta para komandan militer senior dan ilmuwan nuklir.

Iran membalas dengan serangan rudal dan drone ke fasilitas militer dan intelijen Israel. Gencatan senjata yang dijembatani oleh AS antara Teheran dan Tel Aviv diumumkan pada 24 Juni.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Iran tegaskan patuh Traktat Nuklir, buka peluang negosiasi dengan AS

Baca juga: Iran lanjutkan kerjasama dengan IAEA, namun dalam format baru

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |