Jakarta (ANTARA) - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden RI Prabowo Subianto tidak hanya memberikan asupan gizi bagi anak-anak, tetapi juga mendidik mereka untuk tertib dalam mengelola sampah.
"Barang datang atau nasi datang, semua gotong royong bareng-bareng. Bahkan, cara menyusunnya rapi sekali, cara buang sampah pun rapi,” ujar pengelola dapur MBG di Kabupaten Bogor sekaligus pendiri Yayasan Mutiara Keraton Solo Sujimin atau akrab disapa Jimmy Hantu, sebagaimana dikutip dari Instagram resmi Badan Gizi Nasional @badangizinasional.ri, Sabtu.
Menurut Jimmy, para pelajar di sekolah kini lebih disiplin dalam memperlakukan sampah.
Pihaknya pun memproses lagi sampah itu untuk menjadi pakan ternak.
Dengan konsep ini, program MBG bukan hanya sekadar memenuhi kebutuhan gizi harian anak-anak, tetapi juga menanamkan nilai-nilai gotong royong, tanggung jawab dan kepedulian lingkungan sejak dini.
Baca juga: Komisi IX bersama mitra kerja BGN sosialisasi Program MBG di Bandung
Jimmy menyebut pengalaman ini menjadi bukti bahwa program MBG mampu membawa perubahan positif tidak hanya dalam gizi dan kesehatan, tetapi juga dalam karakter generasi muda.
Menurutnya, MBG ini merupakan pintu masuk menuju Indonesia Emas, mengingat program ini mendidik anak dalam lingkungan sosial di sekolah.
"Maka teman-teman guru nasional, ayo bersama-sama, pintu masuk jangan kita hilangkan, kenapa? Kita persiapkan Indonesia Emas," kata dia.
Program MBG merupakan inisiatif pemerintah Indonesia yang diluncurkan pada 6 Januari 2025, dengan tujuan utama mengurangi malnutrisi dan stunting, terutama pada anak-anak dan kelompok rentan lainnya.
Program ini menargetkan untuk memberikan makanan bergizi gratis kepada seluruh anak di Indonesia pada akhir 2025. MBG menyasar berbagai kelompok masyarakat, termasuk, balita, anak-anak usia sekolah (PAUD hingga SMA), santri, ibu hamil dan menyusui.
Baca juga: Anggota DPR: Sinergi pusat dan daerah penting untuk sukseskan MBG
Pada tahap awal, program ini telah menjangkau sekitar 770.000 anak hingga pertengahan Februari 2025 dan ditargetkan mencapai satu juta anak pada akhir Februari 2025 .
Untuk mendukung pelaksanaan MBG, pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 71 triliun pada 2025. Namun, untuk mempercepat dan memperluas cakupan program, anggaran tersebut ditingkatkan menjadi Rp 171 triliun, dengan harapan dapat menambah pertumbuhan ekonomi nasional hingga dua persen.
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025