Indonesia dan INTA Parlemen Eropa soroti penyelesaian I-EU CEPA

3 days ago 3
Kami meyakini, penyelesaian Indonesia-EU CEPA akan meningkatkan kepercayaan pasar bagi kedua belah pihak

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri dan delegasi Committee on International Trade (INTA) dari Parlemen Uni Eropa (UE) membahas penyelesaian perundingan Indonesia-European Union (EU) Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan kebijakan lingkungan di Uni Eropa.

Roro menyampaikan manfaat CEPA bagi masyarakat, terutama di tengah ketidakpastian perdagangan global saat ini. Ia mengimbau agar Parlemen UE dapat memahami perbedaan tingkat ekonomi dan mendorong EU dapat menunjukkan pendekatan yang lebih pragmatis, untuk mencapai penyelesaian perundingan pada 2025.

"Kami meyakini, penyelesaian Indonesia-EU CEPA akan meningkatkan kepercayaan pasar bagi kedua belah pihak. Indonesia berharap UE akan memiliki pendekatan yang sama, mengingat perdagangan global yang bergejolak saat ini dan ketidakpastian di masa mendatang," kata Roro dalam keterangan di Jakarta, Kamis.

Dalam pertemuan yang berlangsung di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (16/4), Roro mengatakan bahwa intensifikasi pasar bebas merupakan hal yang penting, namun harus dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan ekonomi yang berbeda di antara para mitra.

Tingkat fleksibilitas dan pendekatan pragmatis yang sama dari pihak UE, sangat penting untuk menyelesaikan negosiasi. Penyelesaian Indonesia-EU CEPA diharapkan dapat segera menciptakan lingkungan yang lebih ramah bisnis untuk mempertahankan kesejahteraan ekonomi kedua belah pihak.

Wamendag Roro menambahkan, sikap kolaboratif adalah kebutuhan mutlak. Hal ini penting di tengah ketidakpastian perdagangan internasional yang semakin besar akibat kenaikan tarif Amerika Serikat terhadap banyak mitra dagangnya, termasuk UE dan Indonesia.

Sementara itu, Bernd Lange selaku Ketua Komite INTA sepakat mengenai pentingnya penyelesaian perundingan CEPA dalam waktu dekat dan akan mendorong tim runding agar dapat melakukan akselerasi perundingan dengan target penyelesaian segera.

Selain itu, anggota Delegasi INTA juga sepakat dengan pernyataan Wamendag Roro bahwa CEPA harus dapat bersifat inklusif dan memberikan ruang gerak yang memudahkan bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk menerima manfaat dari CEPA.

Neraca perdagangan Indonesia dan UE pada 2024 mencatatkan nilai surplus bagi Indonesia 4,5 miliar dolar AS. Ekspor Indonesia ke UE mencatatkan nilai 17,3 miliar dolar AS dengan tren positif 4,01 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Impor Indonesia dari UE tercatat 12,8 miliar dolar AS dengan tren penurunan 9,12 persen.

Ekspor utama Indonesia ke UE meliputi minyak kelapa sawit dan turunannya, bijih tembaga dan konsentratnya, asam lemak monokarboksilat industri, alas kaki, serta bungkil dan residu padat.

Adapun impor Indonesia dari UE meliputi obat-obatan, mesin pembuat pulp dari bahan selulosa, kendaraan bermotor, serta mesin dan peralatan mekanik.

Pada 2023, UE adalah sumber investasi langsung (foreign direct investment/FDI) ke-9 Indonesia. Investasi UE di Indonesia pada 2024 membukukan nilai 1,1 miliar dolar AS yang terlaksana dalam lebih dari 11 ribu proyek.

Nilai FDI ini menurun 52,4 persen dibandingkan pada 2023 yang senilai 2,32 miliar dolar AS. Sementara pada periode 2020-2024, nilainya mencapai 9,9 miliar dolar AS dengan lebih dari 37 ribu proyek.

Baca juga: DEN terima delegasi parlemen Uni Eropa, bahas IEU-CEPA

Baca juga: Mendag RI dan Prancis bahas percepatan penyelesaian Indonesia-EU CEPA

Baca juga: Airlangga: IEU-CEPA lindungi pasar tekstil dari ketidakpastian global

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |